SULSELEKSPRES.COM, GOWA – Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan kembali mengingatkan seluruh jajaran dan masyarakatnya untuk segera melakukan percepatan vaksinasi dan penegakan protokol kesehatan.
Menurutnya, kondisi ini disebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang kembali terjadi akibat masuknya varian baru yakni Omicron di Indonesia. Lonjakan akibat varian baru tersebut pun dinilai mengalami tingkat penularan empat kali lebih cepat dibandingkan varian Delta.
“Di Kabupaten Gowa sendiri saat ini tercatat 10 orang terkonfirmasi positif Covid-19,” katanya, kemarin.
Ia menegaskan, dalam menekan penularan Covid-19 yang saat ini kondisinya kembali meningkat adalah dengan mempercepat vaksinasi dan penegakkan protokol kesehatan.
“Kita tadi mengikuti arahan presiden terkait lonjakan kasus varian Omicron, sehingga kuncinya untuk terhindar dari penularan ini yaitu percepatan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan,” ungkapnya.
Kendati demikian, meskipun penularan varian ini lebih cepat namun untuk tingkat keganasannya memang lebih rendah dibandingkan varian Delta ketika yang terkonfirmasi bagi yang tidak memiliki komorbid, namun berbeda apabila memiliki penyakit komorbid atau penyerta.
Olehnya ia berharap vaksinasi bisa segera tuntas sesuai target yang diberikan yakni 100 persen di Februari pada dosis pertama, dan 100 persen dosis kedua di Maret 2022 dengan bekerjasama seluruh pihak mulai dari desa/kelurahan termasuk jajaran polres dan kodim.
“Khususnya percepatan vaksinasi bagi lansia dan usia anak 6-11 tahun. Khusus pada vaksinasi anak kita harap para orangtua mengizinkan anaknya untuk divaksin,” tambahnya.
Sementara Presiden RI, Joko Widodo pada arahannya menjelaskan, pemerintah daerah mulai tingkat provinsi kabupaten/kota harus siap dengan segala kemungkinan. Pasalnya kasus Indonesia terjadi lonjakan kasus sangat signifikan khususnya pada varian Omicron.
“Dua hal yang penting agar bisa meminimalisir penularan yaitu semua harus ditunjang oleh vaksinasi dan protokol kesehatan perlu ditingkatkan,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut orang nomor satu di Indonesia itu menyebutkan, karakter pasien yang saat ini dirawat di RS secara nasional yaitu tanpa komorbid 93 persen, 7 persen dengan komorbid.
“Sebaiknya yang ringan dan tanpa gejala prioritaskan untuk isoman,sementara yang bergejala sedang, berat, kritis, komorbid dan lansia masukkan ke RS prioritas,” imbaunya.
M. Syawal