26.5 C
Makassar
Thursday, March 27, 2025
HomeMutiara HikmahRAMADHAN HAMPIR USAI, KOBARKAN TERUS SEMANGAT BERIBADAH

RAMADHAN HAMPIR USAI, KOBARKAN TERUS SEMANGAT BERIBADAH

- Advertisement -

Mutiara Ramadhan (24):

Oleh Hadi Daeng Mapuna
(Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)

Tak terasa, Ramadhan hampir usai. Rasanya baru kemarin kita menantikan pengumuman dari Kementerian Agama mengenai penentuan Awal Ramadhan 1446 H, hari ini kita sudah berada di hari ke-24. Itu berarti tersisa lima atau enam hari lagi Ramadhan akan pergi.  Apakah kita sudah memanfaatkan Ramadhan dengan maksimal? Apakah semangat kita dalam beribadah masih terus berkobar?

Sebagai orang yang bersungguh-sungguh dalam meraih berkah bulan Ramdhan, pastilah kita tidak ingin menyia-nyiakan bulan Ramadhan. Karena itu, saat Ramadhan segera berakhir, kita tentu akan semakin meningkatkan ibadah, baik secara kualitas maupun kuantitas. Kita ingin semangat ibadah di akhir Ramadhan ini semakin berkobar.

Rasulullah saw ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan, semakin meningkatkan ibadahnya. Bahkan di dalam hadis disebutkan, beliau semakin mengencangkan ikat pinggangnya.

 “Rasulullah saw ketika masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan mengencangkan ikat pinggangnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Justru di akhir Ramadhan, kita harus lebih giat beribadah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw. Banyak orang semangat di awal Ramadhan, namun semakin ke akhir semangatnya menurun. Padahal, hari-hari terakhir Ramadhan adalah saat yang paling menentukan. Ibarat seorang pelari, justru di garis akhir ia harus lebih bergegas agar bisa mencapai kemenangan dengan maksimal.

Seorang pedagang yang mengetahui bahwa menjelang tutup toko akan ada diskon besar-besaran, tentu akan memanfaatkan kesempatan itu untuk meraih keuntungan sebanyak mungkin. Demikian pula, akhir Ramadhan adalah “diskon” pahala terbesar dari Allah dengan peluang meraih keutamaan luar biasa.

Hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menekankan bahwa setiap amal itu dinilai di akhirnya. “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya”. (HR. Bukhari). Karena itu, amal ibadah kita di akhir Ramadhan sangat menentukan apakah kita sukses dalam Ramadhan tahun ini atau tidak.

Demikian pentingnya memaksimalkan sepuluh malam terakhir dari Ramadhan, Imam Malik rahimahullah berhenti mengajar di sepuluh hari terakhir Ramadhan demi fokus ibadah. Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, di akhir Ramadhan menangis karena khawatir amalnya tidak diterima.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barang siapa yang diterima puasanya, maka hendaknya ia bersyukur, dan siapa yang ditolak puasanya, maka hendaknya ia beristighfar.”

Ramadhan akan pergi, tapi semangat ibadah harus tetap hidup. Jangan kendorkan semangat. Justru inilah saat untuk lebih bersungguh-sungguh. Ramadhan adalah bulan maghfirah (ampunan).

Rasulullah saw bersabda:
“Celakalah seseorang yang mendapati bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan berlalu sebelum ia mendapatkan ampunan.” (HR. Ahmad)

Jangan biarkan Ramadhan berakhir tanpa mendapatkan pengampunan dari Allah. Mari kita manfaatkan akhir Ramadhan untuk banyak beristighfar, menangis di hadapan Allah, dan memohon ampunan atas dosa-dosa kita. Akhir Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih ampunan, pahala besar, dan keberkahan hidup. Wallahu a’lam.[*]

spot_img
spot_img

Headline

spot_img