Rika Safira, Komandan Pelepas Orangutan di Kalimantan

Bagi Rika, menyelamatkan kehidupan orangutan sama halnya menyelamatkan hutan dan kehidupan manusia. Foto: Yovanda/Mongabay Indonesia

Rika adalah lulusan Fakultas Biologi Universitas Nasional. Sejak mahasiswa, Rika sudah mendalami sifat dan perilaku orangutan. Meski sudah beberapa kali mencoba mempelajari primata lainnya, hanya orangutan yang membuatnya jatuh cinta. Bersama BOSF, Rika ingin menyelamatkan dunia dengan cara mengembalikan orangutan ke rumahnya, hutan belantara.

“Dari dulu saya suka orangutan. Tahun 2015 tepatnya September, saya mendapat tugas membuka kandang dan membebaskan satu orangutan di Hutan Kehje Sewen. Melihat mereka berlari, saya seperti merasakan kebebasan mereka. Sejak saat itu, saya bertekad untuk tetap terlibat dalam misi penyelamatan dan pelepasliaran orangutan,” ungkapnya.

Dijelaskan Rika, pekerjaan di sebuah yayasan konservasi orangutan mungkin terlihat sederhana. Namun, dibalik itu semua, ada proses panjang untuk menuju pelepasliaran orangutan. Tidak ada yang tahu, bagaimana menjadikan orangutan liar kembali. Walau kadang ada pelepasliaran yang tidak berhasil, namun bersama timnya, Rika terus menjalankan tugas tersebut.

“Orangutan yang berada di lembaga konservasi rata-rata sudah akrab dengan manusia. Apalagi yang yatim piatu, mereka pasti dirawat oleh manusia. Jadi untuk melepasliarkan mereka, ada proses panjang. Mereka harus dididik mandiri dulu, lalu dibebaskan di hutan. Mereka harus benar-benar siap hidup di hutan, karena itu seleksi alam,” jelasnya.

Sebagai komandan perempuan, Rika merupakan orang yang tegas dalam misi penyelamatan orangutan. Jika berkunjung ke Samboja Lestari, Rika akan menyempatkan diri melihat-lihat orangutan yang masih tersisa di dalam kandang. Dia juga berhitung, kapan dan bagaimana semua orangutan yang ada di kandang bisa dilepasliarkan. “Tugas kita merawat, menyelamatkan dan mengembalikan. Ketika sudah harus pulang, ya harus kita pulangkan. Seperti manusia, orangutan pasti ingin pulang ke rumahnya.”

Ketika mendekati masa rilis, Rika akan mengecek kesiapan semua orangutan yang akan dilepasliarkan. Meski bukan seorang dokter hewan, tapi Rika paling perhatian masalah kesehatan orangutan. “Kalau sudah mau pelepasliaran, saya akan sangat gembira. Berarti jumlah orangutan di dalam kandang berkurang. Lelah berjalan itu bukan masalah, yang penting kita selamatkan mereka,” imbuhnya.

Setahun bekerja untuk penyelamatan satwa liar di BOSF, banyak pelajaran yang dia petik. Tidak hanya tentang penyakit tetapi juga team work building. Rika mengungkapkan, dia banyak mendapat kawan-kawan baru seperti tim dari BKSDA bahkan penegak hukum. “Bekerja untuk konservasi tentu networking-nya semakin luas, saya tidak merasa bosan.”