30 C
Makassar
Friday, March 29, 2024
HomeMetropolisRudy Djamaluddin Tanggapi Kritikan IDI Makassar

Rudy Djamaluddin Tanggapi Kritikan IDI Makassar

- Advertisement -
- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Penjabat (Pj) Walikota Makassar, Rudy Djamaluddin, angkat bicara terkait kritik yang dilontarkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kota Makassar.

Diketahui, sebelumnya pihak IDI sempat mempertanyakan kebijakan perpanjangan jam operasional yang juga diundur sampai jam 10 malam. Hal ini dinali sebagai pelonggaran, sementara Covid masih terus menyerang.

Rudy mengakatan, pihaknya tidak melakukan pelonggaran, akan tetapi hanya memperkecil potensi penularan Covid-19.

“Itu keliru, karena ini bukan masalah pelonggaran, dan bukan masalah menambah atau mengurangi jam operasional, tapi bagaimana potensi-potensi penularan itu kita perkecil,” ujarnya, Jumat (15/1/2021).

Menurutnya, pengubahan pembatasan jam malam, dari pukul 19.00 Wita menjadi pukul 22.00 Wita, sudah melalui kajian tersendiri.

“Misalnya begini, waktu pembatasan hanya sampai pukul 19.00 Wita, masyarakat biasanya kan masih beraktivitas, namun karena ada pembatasan, maka mereka kembali ke rumahnya kan,” jelasnya

“Apakah ada orang tidur pukul 19.00 Wita? tidak ada. Artinya apa, masyarakat itu kembali ke rumah, dan belum tidur, tetap beraktivitas, sehingga memunculkan potensi baru, karena ruang berkumpul mereka menjadi lebih sempit,” lanjutnya.

Sehingga, menurut epidemolog, pembatasan tersebut hanya memperlambat penularan, bukan mengurangi penularan Covid-19.

“Ternyata lebih bagus, masyarakat di luar sedikit, nanti pulang baru langsung tidur, makanya kita tambah sampai pukul 22.00 Wita dengan harapan nanti kalau pulang dia sudah tidur,” katanya.

Lanjut Rudy, ada hal-hal positif dari perubahan jam malam tersebut. Masyarakat juga bisa lebih terpantau.

“Kenapa, bisa kita lebih menekan potensi, karena kalau di Pantai Losari ada Satpol PP yang lihat kan, dia masuk ke mal-mal ada yang lihat dibanding di rumahnya,” tutupnya.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar, menyoroti kebijakan Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin, yang memberikan kelonggaran aktivitas masyarakat di tengah terus meningkatnya angka positif Covid-19.

BACA JUGA :  Pemkot Makassar Bentuk e-Katalog Lokal

Sebagaimana diketakui, Rudy mengeluarkan surat edaran yang membolehkan aktivitas usaha beroperasi sampai pukul 22.00 Wita, dari sebelumnya hanya hingga pukul 19.00 Wita. Aturan ini berlaku mulai Selasa, 12 Januari hingga 26 Januari 2021.

Dewan Pertimbangan IDI Kota Makassar, Prof Dr dr Idrus Andi Paturusi SpBO, Selasa (12/1/2021), sangat menyesalkan keputusan Pj Wali Kota Makassar ini.

Apalagi, saat ini kondisi Covid-19 di Sulsel, khususnya Kota Makassar sangat memprihatinkan.

“Apa yang diambil Pj Wali Kota Makassar sangat kontra dengan kondisi di lapangan. Di tengah peningkatan pasien positif Covid-19 justru memberikan kelonggaran beraktivitas,” ujarnya, Selasa (12/1/2021).

Mantan Rektor Unhas Makassar ini, menjelaskan, sejak awal tahun 2021 ini, terus terjadi peningkatan positif Covid-19 dengan Makassar sebagai episentrumnya. Hal ini harusnya menjadi perhatian Pemerinta Kota (Pemkot) Makassar.

Data tertular virus Covid-19 di Sulsel, yaitu
1 Januari 2021 550
2 Januari 2021 590
3 Januari 2021 595
4 Januari 2021 510
5 Januari 2021 639
6 Januari 2021 463
7 Januari 2021 366
8 Januari 2021 588
9 Januari 2021 580
10 Januari 2021 585
11 Januari 2021 616.

“Kita melihat data, baik peningkatan kasus baru maupun kematian dan penggunaan RS (Rumah Sakit), maka agak membingungkan isi surat edaran wali kota di atas. Kemarin 1 lagi dokter wafat,” jelasnya

Lanjutnya, minggu lalu 3 Professor di Makassar wafat. RS dan hotel isolasi mandiri penuh, IDI sudah mengingatkan, tapi hasilnya seperti ini.

“Yang ditakutkan kalau dokter bersama nakes sudah berjatuhan maka pelayanan bisa lumpuh,Kebijakan Pj Wali Kota Makassar ini, juga sangat bertentangan dengan imbauan IDI untuk senantiasa tidak menganggap remeh pandemi Covid-19,” terangnya.

spot_img

Headline

Populer