MAKASSAR – Dimana tempat banyak ‘bate la’ atau bekas telapak kaki, maka disana kehidupan cenderung lebih baik. Dimana tempat banyak keluhan, maka disana juga banyak peluang.
Seperti itulah ungkapan Ruslan Mahmud yang belakangan ini namanya melejit setelah menjadi seorang Ketua Partai Perindo di Kota Makassar.
Namun, dibalik kisah kesuksesannya itu, ternyata pria kelahiran kelahiran Sidrap 01 Februari 1966 itu memiliki kisah perjalanan hidup sendiri dalam mengukir karier. Semasa, mudanya ia telah mencoba peruntungan di kampung orang yang jauh dari keluarga.
Merantau, banyak pemuda berangkat ke suatu daerah yang jauh dari kampung halaman demi mencari nafakah ataupun jati diri sendiri.
Kepada Sulselekspres.com, Ruslan Mahmud mengisahkan perjalanannya yang diawali pada tahun 1989. Setelah menyelesaika studinya, Wisudawan dari Fakultas Hukum Hasanuddin it, mengambil langkah untuk meninggalkan kampung halaman dan bertolak ke Ibu Kota Jakarta. Berbekal selembar kertas copyan ijazah dan fotocopy keterangan prestasi akademik yang telah dilegalisir, ia pun memberanikan diri menjadi seorang perantau. Saat itu, ijazah asli tergadai di Bank BNI karena mengambil kredit mahasiswa Indonesia (KMI) untuk keperluan biaya lain.
Selama empat tahun hidup dalam ketidakjelasan di tanah rantau, semangat Ruslan Mahmud Muda pada waktu itu tak menyurutkan semangatnya untuk mencari peluang kerja disemua perusahaan, berharap diterima menjadi karyawan, Ruslan pun gencar membawa lamaran kerjanya dari pintu perusahaan satu ke perusahaan lainnya.
Dari banyaknya perusahaan mungkin puluhan angka yang ada dipikiran ketika kita membayangkan perjalanan Ruslan, hanya ada dua perusahaan yang member kesempatan untuk melakukan wawancara kepada dirinya.