Filosofi Salam Punggawa dan Salam Sulsel Baru

MAKASSAR – Bahasa simbol menjadi salah satu bentuk komunikasi untuk meggambarkan dukungan politik. Termasuk dalam momentum pilgub Sulsel.

Dua bakal calon gubernur Sulsel, Nurdin Halid dan Ichsan Yasin Limpo (IYL) memiliki simbol bahasa politik sendiri-sendiri. Dua figur ini menjadi yang paling menonjol dalam penggunaan simbol politik disetiap kegiatan sosialisasinya.

Bahasa simbol dukungan politik terhadap NH dilambangkan dengan tangan dikepal kemudian diletakkan di dada. Ini kemudian disebut dengan salam Sulsel Baru, sesuai dengam tagline NH yang berpasangan Aziz Kahar Mudzakkar.

Simbol Sulsel Baru tersebut bermakna perlawanan menghadapi ketimpangan. Nurdin Halid sering menuturkan, simbol tersebut bukan untuk melawan kandidat calon gubernur Sulsel lainnya, melainkan simbol perlawanan terhadap ketimpangan.

Judas Amir saat berbincang dengan Nurdin Halid di Bandara Bua, Luwu, Minggu (30/7/2017)

“Ini simbol melawan kemiskinan, bukan melawan Ichsan Yasin Limpo, bukan melawan Nurdin Abdullah, bukan melawan Agus Arifin Nu’mang,” ucap Nurdin dalam berbagai kesempatan.

Dia menguraikan kalau simbol salam Sulsel Baru ini bermakna melawan kemiskinan, melawan ketidakadilan, melawan pengangguran, dan melawan kesenjangan. “Tangan dikepal, diletakkan di dada, ada semangat yang menggebu-gebu, ada emosi yang berapi-api, untuk melawan segala kekurangan tadi,” tuturnya menjelaskan.

Lantas apa makna dari salam Punggawa?

Selanjutnya….