“Rupanya tidak semudah yang saya bayangkan. Hampir empat tahun saya di Jakarta dan menghampiri 100 lamaran kerja yang saya kirim ke instansi pemerintah maupun swasta. Dari sekian banyak lamaran, hanya ada dua memanggil saya untuk melakukan tes penerimaan pegawai atau karyawan. Dari situ saya mulai berpikir, bagiamana caranya bisa diterima bekerja,mendapatkan kesempatan mengikuti tes saja sudah susah,”kata Ruslan kepada Sulselekspres sambil tersenyum.
Sulitnya mendapat lapangan kerja di perantauan, ia pun mulai berdialog dengan diri sendiri. Mencari tahu apa kelebihan dirinya, sehingga berani datang untuk bersaing dengan orang-orang Jakarta. Dari hasil dialognya itupun dia menemukan jawaban akan kesulitannya.
“Karena sulitnya mendapat kesempatan kerja, saya mulai berdialog dengan diri sendiri. Mencari tahu apa kelebihan saya, sehingga berani datang untuk bersaing dengan orang-orang Jakarta?. Kalah penampilan, kalah koneksi, kalah uang, mungkin juga kalah pintar. Setelah berdiam diri beberapa minggu, akhirnya saya menemukan suatu jawaban yang membuat saya tidak akan mungkin menyerah, yaitu pesse nasibawai getteng, “ungkapnya.
Hasil memang tidak akan pernah mengkhianati proses. Beberapa tahun, bulan, minggu dan hari berlalu, akhirnya anak perantau itu pun diterima untuk bekerja disebuah Bank.
“Bermodalkan semangat “pesse dan getteng”, saya tidak lagi pernah berpikir mau mengirim lamaran kerja. Target saya ketika itu adalah harus berusaha bertemu langsung dengan pejabat atau pemimpin perusahaan hebat dan meminta agar memberikan juga kesempatan kepada saya,”terangnya
“Saya ingin membuktikan bahwa saya tidak kalah hebat dengan mereka yang gampang mendapat kesempatan itu. Dengan susah payah, akhirnya saya berhasil menemui Bapak Tanri Abeng MBA. Beliau saat itu digelari manager 1 miliar. Beliau menyarankan agar saya membuat lamaran dan ditujukan kepada direksi Bank Putera Sukapura yang sedang melakukan pembenahan managemen dan ekspansi kantor cabang di beberapa kota besar,”tambahnya.
Ruslan memulai kariernya di Bank Putera selama kurang lebih delapan tahun, dari 1991 sampai 1999 dengan jabatan terakhir manager kredit dan marketing
“Ini sebelum saya pindah ke badan penyehatan perbankan nasional (BPPN) dan Bank Mega pada tahun 2000-2002. Bagi sebagian orang, kerja di bank sudah sangat luar biasa,”imbuhnya.
Meninggalkan Kursi Bankir