31 C
Makassar
Saturday, April 20, 2024
HomeRagamSulsel Mengalami Inflasi 0,15 Persen Per November

Sulsel Mengalami Inflasi 0,15 Persen Per November

PenulisSelfi
- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulsel mengalami inflasi sebesar 0,15 persen dimana terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,70 menjadi 104,86 pada November 2020.

Inflasi secara umum merupakan kondisi terjadinya kenaikan harga dan nilai uang menurun. Sedangkan deflasi merupakan suatu kondisi dimana terjadinya penurunan harga dan nilai uang bertambah.

“Inflasi yang terjadi selama bulan November 2020 di Sulawesi Selatan sebesar 0,15 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Yos Rusdiansyah, dalam konferensi BPS Sulsel secara virtual, Selasa (1/12/2020).

Dari 5 kota IHK, tiga kota (Bulukumba, Watampone dan Makassar) mengalami inflasi dan dua kota (Parepare dan Palopo) mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 0,17 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 0,02 persen.

“Inflasi tahun kalender sebesar 1,54 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,62 persen. Dari 5 kota inflasi di Sulsel 3 mengalami inflasi, 2 mengalami deflasi,” jelas Yos Rusdiansyah.

Inflasi tertinggi terjadi di Makassar sebesar 0,17 persen. Sedangkan deflasi tertinggi duduki oleh Pare-pare sebesar 0,02 persen.

Beberapa kelompok pengeluaran tertinggi yang memiliki andil terjadinya inflasi di Sulsel meliputi transportasi sebesar 0,60 persen. Makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,31 persen. Serta bidang kesehatan sebesar 0,26 persen.

“Kalau dilihat dari rincian kelompok inflasi dari kelompok pengeluaran ini, yang terjadi inflasi besar memang terjadi di makanan, minuman dan tembakau 0,31 persen,” ungkapnya.

“Yang kemudian juga tertinggi bahkan transfortasi 0,60 persen. Dan kesehatan 0,26 persen,” lanjutnya.

Sementara itu ada juga yang mengalami deflasi yakni Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya -0,06 persen. Peralatan pribadi yakni -0,13 persen.

“Ditengah inflasi secara umum ada kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi untuk perumahan, air, listrik, -0,06 persen. Dan perawatan pribadi -0,13 persen,” tambahnya.

Adapun beberapa komoditas yang memberikan kontribusi dalam inflasi meliputi cabai rawit, tarif angkutan udara, bawang merah, daging ayam ras, ikan bandeng/ikan bolu, bawang putih, minyak goreng, telur ayam ras, rokok kretek filter, labu siam/jipang.

Sedangkan komoditas terkait deflasi seperti kangkung, ikan layang/ikan benggol, kacang panjang, emas perhiasan, cabai merah, pepaya, bayam, tarid listrik, tomat, ikan cakalang/ikan sisik.

spot_img

Headline

Populer

spot_img