Tiga Alasan NH Masih Diragukan Maju di Pilgub Sulsel

MAKASSAR – Pergerakan massif serta tren survei tinggi belum membuat banyak orang meyakini, Nurdin Halid (NH) serius dan benar-benar akan ikut bertarung di Pilgub Sulsel tahun depan.

Dimasyarakat, ada sejumlah alasan yang dijadikan parameter kenapa NH masih tetap dianggap tidak akan ikut bertarung. Meskipun diketahui kalau NH yang berpasangan dengan Aziz Qahar ini menjadi kandidat pertama yang mengamankan tiket pencalonan.

Pada dasarnya, bukan hanya masyarakat umum yang menaruh keraguan demikian. Bahkan sesama figur calon gubernur seperti Ichsan Yasin Limpo (IYL), beberapa waktu lalu juga menyampaikan prediksinya kalau pilgub akan head to head. Dimana figur yang akan jadi lawannya nanti bukan Nurdin Halid, tapi Nurdin Abdullah.

“Ini firasat saya, akan terjadi head to head di Pilgub Sulsel. Yakni saya dan Nurdin Abdullah,” kata IYL di Palopo beberapa waktu lalu.

Baca Juga : 

NH Tak Direkeng, Golkar Sindir Parpol Pengusung IYL

SYL Sentil Cagub Yang Dominasi Parpol Pengusung

Maju Independen, Jalur Mudah Bagi IYL-Cakka?

Ada beberapa poin alasan kenapa keraguan akan pencalonan NH di Pilgub Sulsel belum berakhir. Simak sederet poin berikut ini, dirangkum Sulselekspres.com dari berbagai sumber !

1. Kondisi Internal DPP Golkar

Penetapan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto sebagai tersangka dugaan kasus korupsi E-KTP menimbulkan beberapa masalah internal. Sejak awal kasus ini, beberapa pihak diinternal Golkar sebenarnya sudah menyuarakan pergantian Novanto.

Pergantian pimpinan yang jika benar terjadi tentu saja berpotensi besar mendegradasi pengaruh Nurdin di Beringin Rindang ini. Terlebih jika ketua umum baru nantinya tidak berasal dari faksi atau kelompoknya. Rekomendasi Golkar di Pilgub Sulsel bahkan disebut-sebut bisa beralih.

Baca : ARB Ingatkan NH Soal DPP Golkar

2. Taruhan Jabatan dan Nama Besar

Di DPP Golkar saat ini, Nurdin Halid bukan hanya menjabat sebagai ketua Harian, dia juga mendapat kepercayaan penuh sebagai ketua tim desk pilkada.

Usungan Golkar di pilkada kabupaten atau pemilihan gubernur terlebih dahulu harus lewat di meja pria kelahiran Bone tersebut. Jabatan dan kepercayaan luar biasa dari partai sekelas Golkar.

Dengan ikut bertarung di Pilgub Sulsel, posisi penting Nurdin sebagai ketua harian dan desk pilkada bisa saja tergeser. Artinya, dia diperhadapkan pada pilihan, bertahan diposisi nyaman sebagai elite DPP Golkar, atau mengejar posisi gubernur yang belum pasti diraih.

Selain itu, Nurdin jika ikut bertarung dan kalah di Pilgub Sulsel, dianggap akan merusak citra Golkar. Ini karena nama besarnya sebagai orang kedua setelah jabatan Ketua Umum Setya Novanto, sekaligus ketua tim desk pilkada DPP. Jika pilgub nantinya tak sesuai harapan, yang kalah bukan cuma nama Nurdin Halid saja, tapi juga nama besar Golkar.

Baca : Nurdin Abdullah Butuh 8 Kursi, IYL 10, dan Agus 13

3. Hitungan Peluang Menang

Nurdin Halid dikenal sebagai politisi dengan segudang pengalaman. Karir politiknya sudah malang melintang ditingkat nasional.

Dia kenal sebagai politisi cerdas. Sehingga tidak akan mungkin mau merusak citra yang bertahun-tahun dibangunnya dengan ikut bertarung di level pilkada sekelas Pilgub.

Nurdin pada akhirnya disebut akan berhitung matang. Jika peluang menangnya terbilang tipis, jelang pendaftaran diyakini sudah pasti akan mundur dari bursa pencalonan.

Baca : NH-Aziz Pimpin Survei Tertinggi Pilgub Sulsel

Baca : NH Cuma Berambisi Gulingkan Klan YL?

Meskipun begitu, survei terakhir dari Poltracking Indonesia telah menempatkan Nurdin-Aziz sudah dalam posisi unggul dan paling berpeluang menang. Kendatipun jarak elektabilitas berpasangan dari bakal calon lain masih belum terlalu jauh.