Ustadz Aziz Bicara Masa Lalu Kelam Nurdin Halid

Ustadz Aziz Qahhar Mudzakkar di Lapangan Karebosi, Kota Makassar, Jumat, 17 November.

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Keputusan Ustadz Aziz Qahhar Mudzakkar menerima pinangan Nurdin Halid untuk menjadi wakil di Pilgub Sulsel sempat menjadi bahan diskusi serius oleh banyak pihak.

Pasalnya, figuritas Aziz sebagai tokoh alim ulama dan santun banyak dianggap bertentangan dengan figur Nurdin Halid yang pernah tersangkut masalah hukum.

Aziz sendiri secara terbuka bercerita mengenai masa lalu pasangannya tersebut pada deklarasi pencalonan untuk Pilgub Sulsel 2018 di Lapangan Karebosi, Kota Makassar, Jumat, 17 November. Menurut dia, perkara yang sempat menimpa NH bukanlah kasus hukum murni.

BACA JUGA:

Orasi NH Sentil Guru di Gowa dan Bantaeng

Orasi RMS Singgung Calon “Tukang Make Up”

Burhanuddin Andi: IYL Adinda Saya, Tapi….

Ada motif politik dan kepentingan bisnis di balik tersandungnya NH dalam sejumlah perkara hukum. “Kasus yang menimpa NH bukanlah sepenuhnya kasus hukum. Tapi, dilatarbelakangi kepentingan politik dan kepentingan bisnis,” kata senator DPD RI tiga periode tersebut.

Di balik perkara hukum yang membelitnya, NH di mata Aziz telah memperlihatkan kebesaran hati dan pengorbanan. Demi kepentingan orang banyak, Ketua Harian DPP Golkar itu rela menerima hukuman. “Tatkala menyangkut kepentingan orang banyak, NH rela pasang badan meski risikonya harus diadili,” ucap dia.

Baca: Pemilih Yang Puas Kinerja SYL Mayoritas Pilih Calon Ini di Pilgub Sulsel

Terkait masa lalu ‘kelam’ yang kerap dijadikan bahan kampanye hitam untuk menyerang NH, Aziz mengaku sangat tidak relevan. Menurut dia, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bersih. “Sebesar apapun kesalahan masa lalu (NH) tidak akan menghalanginya untuk menjadi pemimpin atau menegakkan keadilan,” ucapnya.

Aziz lantas membandingkan NH dengan para sahabat Rasulullah SAW, seperti Umar Bin Khattab dan Khalid Bin Walid. Para sahabat Rasullulah SAW itu pun pernah melakukan kesalahan. Tapi, mereka tetap mendapatkan kepercayaan dari Rasullulah SAW dan terbukti mampu menjadi pemimpin besar.

“(Kesalahan) itu terjadi pada Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid. Mereka mengukur tinta emas. Kalau dipersoalkan latarbelakangnya, mereka tidak akan jadi pemimpin besar. Tapi mereka tetap mendapatkan kepercayaan Rasulullah SAW,” pungkas dia.