SULSELEKSPRES.COM – Dalam 10 hari terakhir, Kepolisian Bengkalis, Riau menemukan sembilan mayat terapung di Selat Malaka.
Kepolisian Resor Bengkalis menyatakan tiga jenazah telah diidentifikasi dan lainnya masih dalam proses.
Kepolisian memperkirakan masih ada mayat lainnya yang belum ditemukan. Namun, sejauh ini belum dapat memastikan apakah mereka adalah tenaga kerja Indonesia atau korban perdagangan manusia.
BACA: 9 Mayat Mengapung di Selat Malaka, Polisi Belum Pastikan Penyebabnya
“Sampai sekarang Basarnas Dumai – Polair bergabung masih mencari. Karena informasinya masih ada yang belum ditemukan,” kata Paur Humas Polres Bengkalis Ipda Kasmandar Subekti pada Senin (3/12/2018) dikutip dari BBC Indonesia.
Kesembilan mayat ditemukan pada waktu yang terpisah di Selat Malaka.
Mayat pertama ditemukan di perairan Rupat Utara, Sabtu, 24 November lalu dan diduga adalah nelayan yang dilaporkan hilang sebelumnya.
BACA: Mayat Manusia Dikuliti untuk Dijadikan Pameran di Museum Body Worlds Jerman
Setelah diautopsi, karena tak ada pihak keluarga yang mengakui, jenazah lantas diserahkan ke Dinas Sosial Kota Dumai dan dikuburkan di sana.
Sementara pada 27 November, nelayan menemukan satu jenazah pria mengapung di sekitar Pulau Rupat, menurut Kompas.com.
Penemuan Kamis (29/11), nelayan kembali menemukan tiga mayat – dua laki-laki, satu perempuan – mengapung sekitar 3,2 kilometer dari pantai Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau.
BACA: Mayat Tingal Tulang Ditemukan Di Selokan
Tiga mayat lainnya kembali ditemukan pada Sabtu (1/12). Polisi hanya menemukan satu identitas dari ketiga jasad tersebut.
Saat ditemukan, kesembilan jasad sudah dalam kondisi rusak dan ada yang tak utuh sehingga mempersulit proses identifikasi.
Polisi juga masih menyelidiki penyebab kematian para korban. Sejauh ini belum ditemukan bangkai kapal atau apa pun yang mungkin ditumpangi korban sebelum ditemukan terapung di lautan.
“Kapal tenggelam, atau kecelakaan, atau mungkin kena badai, belum tahu juga kita,” ujar Subekti. “Kita belum asumsikan orang ini TKI atau apa. Masih dalam proses penyelidikan.”