SULSELEKSPRES.COM – Fenomena curah hujan lebat di musim kemarau terjadi di hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan, hingga mengakibatkan banjir dan longsor di empat kabupaten beberapa waktu lalu.
Menurut Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar penyebab hujan lebat tersebut karena terdapat gangguan di bagian atmosfir Musim kemarau di Indonesia diprediksi oleh BMKG akan terjadi hingga bulan September-Oktober mendatang.
“Hujan yang terjadi belakangan terakhir bahkan masih berlangsung hingga hari ini merupakan sebuah anomali atau terdapat suatu gangguan dalam dinamika atmosfer di mana terdapat peran interaksi antara lautan dan atmosfer,” jelas Forecaster BMKG Wilayah IV Makassar, Agusmin H, Sabtu (10/7).
Agusmin menjelaskan ada beberapa gangguan atmosfer yang terpantau yaitu pertemuan massa udara (konvergensi) yang mampu meningkatkan dan mendukung aktivitas pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan lebat.
“Selain itu, adanya faktor lain berupa suhu muka laut terutama di perairan Selat Makassar bagian selatan dan sekitarnya yang cukup hangat juga akan berkontribusi dalam percepatan pertumbuhan awan awan hujan,” bebernya.
Lebih lanjut Agusmin mengatakan ada hal yang perlu menjadi perhatian juga bahwa musim kemarau, bukan berarti tidak ada hujan.
“Masih ada hujan, namun intensitas berkurang. Dan kenapa bisa hujan lebat hingga banjir pada wilayah Sinjai, Bulukumba, Bantaeng dan Jeneponto? Jawabannya terdapat faktor pengganggu,” ungkapnya.
Kondisi ini kata Agusmin tidak akan berlangsung lama, tergantung dari fenomena yang mengganggu atmosfer tersebut seberapa lama akan hilang.
“Biasanya akan berlangsung selama 3 hari atau paling lama seminggu sudah kembali normal,” katanya.
Sebelumnya, empat kabupaten di Sulawesi Selatan, diterjang bencana alam banjir dan longsor mengakibatkan puluhan rumah warga rusak parah dan puluhan hektar sawa terendam banjir setelah diguyur hujan selama dua hari, sejak Rabu 7 hingga Kamis 8 Juli 2021.
Kabupaten yang terdampak banjir yakni, Sinjai, Bulukumba, Bantaeng dan Jeneponto. Saat ini, kondisi air di empat daerah tersebut telah surut.