25 C
Makassar
Sunday, December 15, 2024
HomeEkbisSulsel Ekspor Ikan Terbang ke Jepang

Sulsel Ekspor Ikan Terbang ke Jepang

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah secara resmi melakukan pelepasan ekspor ikan terbang ke Jepang. Sebanyak 48 ton untuk dikonsumsi oleh masyarakat Jepang.

Ekspor ini oleh dilaksanalankan di PT. Usaha Central Jaya Sakti, Jalan Kima 5 Kav. E No. 3A, Makasar, Sabtu pagi (19/1/2019).

“Yang pasti saya hadir, tentu memberikan samangat kepada direksi semua, mudah-mudahan ekspor sekarang ini bisa di tingkatan lagi dari hari ke hari. Sehingga kebutuhan bahan baku untuk ekspor semakin meningkat, ini tantangan terberat kita kedepannya pak Kadis,” kata Nurdin.

Baca: Pemprov Sulsel dan Ehime Jepang Kerjasama Budidaya Ikan

Olehnya, mantan Bupati Bantaeng dua periode tersevut menyampaikan, bagaimana masyarakat nelayan bisa menguasai cara penangkapan ikan yang terbaru.

“Kelemahan kita Pak Kadis, kita belum menguasai tehnik penangkapan, itu jadi masih sangat tradisional, makanya kita belum mampu bikin kontrak yang pasti, karena kita tidak tahu berapa yang bisa terkumpul,” ungkapnya.

Makanya, Nurdin Abdullah mengaku, kemarin kedatangan pihak dari Jepang, ingin melakukan alih teknologi, terutama dalam pengembangan budidaya perikanan.

Baca: Kerjasama Provinsi Sulsel dan Provinsi Ehime Dimulai

Jika budidaya dapat dilakukan, maka ekspor bisa diatur. Teken kontrak dapat dilakukan, karena pihak luar, ingin kepastian.

“Padahal sekarang semua sudah dengan tekhnologi, mungkin ini menjadi tantangan kita kedepan, bagaimana kita mencoba untuk meningkatkan kemampuan para nelayan kita. Kita bekali dengan alat tangkap yang lebih bagus, supaya industri ini secara kontinyu bisa menghasilkan bahan baku yang cukup,” tambahnya.

Baca: Januari, Nurdin Abdullah Pastikan Investor Asal Jepang ke Sulsel

Nurdin menyampaikan, penekanan bahwa untuk ikan terbang ini, belum mampu kita naikan harganya dengan baik, sehingga nelayan masih malas untuk mencari. Demikian juga dengan singkong. Singkong harganya sangat murah, waktu panen juga membutuhkan waktu satu tahun.

“Mungkin inovasi teknologi ini harus kita sentuh,” pungkasnya.

Penulis: Agus Mawan
spot_img
spot_img

Headline

spot_img