“Di kota Makassar pun, RTH hanya dipersentase kisaran dua belas prosen,” ujarnya.
Sementara, terkait akibat dari penebangan pohon ini, tidak hanya berdampak terhadap kualitas iklim mikro disekitar objek tersebut, melainkan terdapat kemungkinan-kemungkinan, yang tak dapat dipungkiri.
“Penggusuran ruang hidup warga kota untuk mengganti pepohonan yang mereka tebang dan menciptakan RTH artifisial, dan lain sebagainya,” sambungnya.
Kendati dampak yang terakhir datang dijauh hari, menurut Rahmat, hal itu tak dapat dielak, terlebih bagi pemukim perumahan kumuh disekitar objek.
“Sebab rezim infrastruktur akan selalu mengakselerasi pembangunan yang nyatanya hanyalah kepentingan investasi, maka dari itu alam, lingkungan, dan bahkan rakyat miskin kota adalah korban yang juga akan tergilas sepatu pembangunan,” tutupnya diakhir orasinya.
Penulis: Agus Mawan