Dijelaskan, adapun tentang persaingan politisi muda dan para senior menuju pileg 2019, lanjut Arief harus dipikirkan. Pasalnya, selama ini sudah berupaya menyamakan visi kita tentang rakyat, pemerintahan dan cara kita bernegara.
Ditahun 2019, cara berkompetisi pun saya pikir sudah harus lebih demokratis dan beradab. Kepentingan politik memang diatas segalanya, tetapi kepentingan rakyat dan negara harus diprioritaskan.
“Dengan memberikan peluang kepada politisi muda, regenerasi politik diharapkan dapat berjalan tanpa kendala dan berlangsung harmonis,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW PSI Sulsel, Fadli Noor menuturkan, di pemilu 2019 nanti pemilih muda akan memperoleh peluang yang sangat besar.
“Karena lebih 50 persen pemilih adalah berusia di bawah 45 tahun atau kelompok milenial,” tuturnya.
Menurutnya, kecenderungan pemilih tersebut adalah suka pada hal baru dan identik dengan mereka. Caleg muda dan baru akan lebih mudah meraih simpati karakter pemilih milenial karena gaya kampanye dan sosialisasi caleg muda lebih dapat diterima.
“PSI menargetkan 10% kursi parlemen untuk politisi muda dari PSI,” tutupnya.
Penulis: Abdul Latif