JOGJAKARTA, SULSELEKSPRES.COM – Muktamar XVII Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah telah di buka secara resmi oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Universitas Muhammadiyah Jogjakarta, Senin, 26 November 2018.
Dalam sambutannya, Wapres menekankan agar Muktamar XVII dapat melahirkan sosok pemimpin yang dapat menyatukan Pemuda Muhammadiyah sekalipun terdapat pilihan-pilihan politik yang berbeda.
“Itu hanya masalah lima sampai 10 menit karena banyak yang dipilih. Jangan masalah yang 10 menit itu menjadikan kita terpecah belah, jangan. Kita tetap bersatu memajukan bangsa ini, kita punya hak untuk itu,” kata Wapres.
BACA: JK Sebut Pemuda Muhammadiyah Tidak harus Ikut Pilihan Politik Dahnil Anzar
Juru bicara Andi Fajar Asti (AFA) Munawir mengatakan, bahwa ada 6 kandidat yang maju sebagai calon Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022, antaranya Andi Fajar Asti, Faisal, Ahmad Labib, Sunanto, Ahmad Panani dan Muhammad Sukron. Sehingga membentuk koalisi dengan nama koalisi Ta’awun yang terdiri dari Andi Fajar Asti, Faisal serta Ahmad Labib. Mereka sepakat bersama-sama pada Muktamar XVII ini.
“Kami menyebut kebersamaan sebagai Koalisi Ta’awun. Koalisi yang didasari atas prinsip saling menjaga dan kerjasama. Kamipun berkeinginan menciptakan Muktamar yang menggembirakan, menyejukkan, dan tentu saja jauh dari campur tangan pihak-pihak yang berpotensi merusak marwah organisasi,” ungkap Munawir, Selasa (27/11/2018).
BACA: Kasus Dahnil Anzar Dicurigai Bermotif Mukhtamar Pemuda Muhammadiyah, Bukan Pilpres
Sampai saat ini, lanjut Munawir, terdapat 28 sokongan suara Pimpinan Wilayah yang terdiri dari PW PM se- Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera serta Nusa Tenggara dan kawasan timur indonesia lainnya.
“Kami mendahulukan suasana Ta’awun pada Muktamar ini, menghindar serta menjauh yang berpotensi merusak keutuhan Pemuda Muhammadiyah, dan itu yang membuat kami di terima oleh PW PM,” jelas Munawir.
Senada dengan itu, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Kalbar, Mulyadi menekankan pentingnya kebersamaan pada Muktamar ini.
“Yang terpenting sesungguhnya adalah ikhtiar kita. Koalisi Ta’awun berlandaskan atas itu,” tutup Mulyadi.