Cari Bibit Produser, Rumata’ Art Space Kembali Gelar Makassar SEASCREEN Academy

MAKASAR, SULELEKSPRES.COM – Rumata’ Artspace tahun ini kembali dengan program tahunan, SEAScreen Academy (South East Asia Screen Academy).

Sebuah ajang pencarian bakat dan pelatihan bagi para pembuat film yang punya harapan tinggi menjadi profesional.

Direktur SEAScreen, Riri Riza mengatakan, dengan kesadaran bahwa film adalah sebuah ilmu, sebuah pendidikan, dan bahwa pendidikan haruslah merata. Juga mengingat bahwa peran penting produser saat ini dan kedinamisan yang terjadi di industri film Indonesia, maka di edisi ke-6-nya ini, SEAScreen secara spesifik hadir dengan tema Producer’s Producing.

Sebuah usaha melanjutkan tradisi interaksi antara para pembuat film regional, utamanya para pembuat film dari kawasan timur Indonesia.

Program ini bertujuan membuka dialog tentang keragaman tema dan profesionalisme produksi untuk kemajuan yang merata pada sektor perfilman Indonesia. Memperluas kemungkinan film sebagai sebuah produk industri kreatif yang terjaga keragaman dan kesinambungannya. Selain menjadi ruang belajar tentang berbagai hal tekhnis produksi film bagi para produser, juga menjadi sarana interaksi intensif antara para pembuat film Indonesia dan Asia Tenggara.

“SEAscreen Academy adalah inisiatif untuk ikut membangun sebuah tradisi pembuatan film berkualitas dari kawasan Indonesia yang lain. Mendorong kebanggaan asal usul regional namun tetap dengan menjaga aspek universal dari film. Pembuat film diseleksi atas keunikan ide, lalu dipertemukan dengan mentor/instruktur dari pusat industri atau bahkan dari kawasan Asia Tenggara,” ujar Riri yang juga seorang Sutradara film.

Pendaftaran dibuka sejak 10 Agustus hingga 5 September 2018. Informasinya bisa dicek di Intagram/Twitter, @makassarscreen.

“Caranya, produser mengirimkan konsep cerita/sinopsis, baik film pendek, film fiksi panjang, atau pun dokumenter. Mereka juga bisa mendaftarkan proyek film mereka yang sementara berjalan. Sinopsis-sinopsis ini nantinya akan diseleksi lagi oleh tim kurasi SEAScreen,” jelas Riri.

Sama seperti SEAScreen sebelumnya, pendaftaran ini terbuka untuk para produser dari Timur Indonesia, atau produser asal Indonesia yang memiliki ketertarikan membuat film berlatar Indonesia Timur. 10 produser dengan konsep/sinopsis terbaik yang terpilih akan diundang guna mendapat pengetahuan baru bersama para produser-sutradara film profesional dalam suasana akrab demi memperkaya gagasan yang telah mereka buat. Bentuk-bentuknya antara lain sanggar karya, masterclass, seminar, diskusi, pemutaran film, hingga pitching selama 3 hari, 20-22 September 2018 di Rumata’ Artspace dan beberapa tempat lainnya di Makassar.

Para sutradara/produser profesional yang terlibat sebagai pembicara antara lain Mira Lesama (Athirah, Ada Apa dengan Cinta?), Riri Riza (Laskar Pelangi dan Kulari ke Pantai), Nan Achnas (3 Doa 3 Cinta, Pasir Berbisik), Muhammad Zaidy (Posesif, Aruna dan Lidahnya), Yulia Evina Bhara (Ishtirahatlah Kata-kata), Chia Chee Sum (High Way), dan Aditya Ahmad (Sepatu Baru, Kado). Juga akan ada presentasi dan penanyangan khusus yang dipersembahkan oleh dua rumah produksi Indonesia, Palari Films dengan Aruna dan Lidahnya dan Miles Films dengan Kado.

Beberapa pembahasan yang akan ditemui di SEAScreen 2018 antara lain pemasaran dan model-model distribusi film, etika dalam industri film, serta tantangan pasar Asia. SEAScreen yang juga didukung oleh Pusbang Film Kemendikbud, The Japan Foundation Asia Center, dan Studio XXI ini juga bertujuan memberikan modal yang kuat bagi para produser pemula dalam bersaing menciptakan proyek produksi film.