MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Prihatin atas kejadian yang menimpa satu bocah dan dua balita yang disekap ibu angkatnya di sebuah ruko di Jl Mirah Seruni, Panakkukang, Makassar beberapa lalu.
Wali kota Makassar, Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto langsung mengunjungi korban tersebut di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar, Jalan Anggrek, Selasa (18/9/2018).
BACA: Terima Kunjungan Pihak SD Pertiwi, Danny: Saya Jadi Wasit Untuk Masalah Ini
Danny menilai kejadian tersebut terjadi karena banyak faktor. Salah satunya kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya mendidik anak secara baik.
Kejadian itu, membuat pemerintah merasa harus lebih menjaga dan mengawasi pergerakan orang tua yang tak manusiawi dalam mendidik anak.
BACA: Kurangi Tingkat Kebakaran, Walikota Danny Akan Kordinasi Dengan PLN
Sensor RT/RW yang baru-baru diaktifkan Danny salah satu cara untuk mengatasi hal itu.
“Alhamdulillah kita punya RT/RW yang dilengkapi dengan smartphone yang bisa dengan mudah dan cepat berkordinasi jika ada kejadian seperti ini,” ucapnya.
BACA: Diduga Disekap, Tiga Anak Ungkap Strategi Meloloskan Diri
Sensor RT/RW juga didukung oleh program Jagai Anakta. Program ini untuk memberi perlindungan dan pengawasan terhadap generasi muda di kota Makassar.
Ia menilai generasi muda khususnya anak-anak cukup rentan terkena dampak dari imbas kekerasan dari lingkungan sekitar.
BACA: Dugaan Anak Disekap, P2TP2A Resmi Laporkan Orang Angkat ke Polrestabes
Untuk penanganan selanjutnya, korban akan diberi penanganan khusus utamanya pada psikologisnya.
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, Andi Tenri Palallo mengaku kaget saat melihat anak-anak setelah dijemput oleh tim reaksi cepat P2TP2A dari lokasi kejadian.
Ternyata, mereka adalah anak-anak yang pernah didampingi setahun silam. “Ini bentuk kerjasama dari RT/RW, Lurah, Camat dan pihak kepolisian. Makanya cepar kita tau dan tangani,” ujarnya.
Ia pun berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Agar mental generasi penerus tidak rusak karena perlakuan orang tua yang tidak bertanggungjawab.