Home Headline Disindir Tak Pernah Kritik SBY, Begini Jawaban Rocky Gerung

Disindir Tak Pernah Kritik SBY, Begini Jawaban Rocky Gerung

0
Disindir Tak Pernah Kritik SBY, Begini Jawaban Rocky Gerung
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto/Jakartapost

SULSELEKSPRES.COM – Rocky Gerung menjadi salahsatu sosok pengkritik paling keras terhadap pemerintahan Jokowi-JK.

Tak sedikit beberapa pihak membandingkan kritik Rocky terhadap pemerintahan Jokowi dan era saat dimana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden.

Rocky saat hadir sebagai narasumber dalam program ETalkshow di TvOne (9/11/2018) mendapat pertanyaan serupa dari host Wahyu Muryadi alias Om Why.

Baca: Ditanya Kebaikan Pemerintahan Jokowi, Begini Jawaban Rocky Gerung

“Soal kritik, munculnya faktor Rocky Gerung, munculnya dipemerintahan Jokowi-JK. Sebelum-sebelumnya, kok tak ada kritik itu, waktu pak SBY misalnya,” tanya Om Why.

Mendapat pertanyaan itu, Rocky langsung membetikan bantahan. Dia menegaskan kalau saat SBY dirinya bahkan memberikan kritik yang jauh lebih pedas dan keras.

Baca: Disebut Cocok Debat dengan Vicky Prasetyo, Begini Reaksi Rocky Gerung

“Waktu SBY kritik saya lebih pedas, dulu lebih keras. BLT (bantian langsung tunai) dulu saya kasih kritik, karena dipergunakan saat ada keperluan politik,” Tegas Rocky.

“Itu kritik terhadap kebijakan, bukan kritik sebagai orang,” sambungnya.

Alasan Tak Pernah Puji Jokowi

Rocky Gerung juga mengungkapkan alasan dibalik kritik pedasnya terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Termasuk alasan kenapa dirinya tidak pernah sekalipun memberikan pujian.

Rocky Gerung mengatakan, pemerintah pada dasarnya memang ditakdirkan untuk dikritik. Kekuasaan cenderung absolut, maka kritik dianggap permanen dalam politik.

“Jadi orang yang tidak kasih kritik tidak mengerti hakekat kekuasaan. Kekuasaan harus terus dikritik,” kata Rocky saat hadir sebagai narasumber dalam program ETalkshow di TvOne (9/11/2018).

Menurut dia, pemerintah jika tidak tahan dikritik maka harus menutup kuping, bukan dengan cara menutup mulut sipengkritik.

(*)