27 C
Makassar
Monday, December 23, 2024
HomeHeadlineDrama di Balik Penundaan Final Piala Indonesia, Pengamat Angkat Bicara

Drama di Balik Penundaan Final Piala Indonesia, Pengamat Angkat Bicara

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Kasus penundaan laga final leg kedua Kratingdaeng Piala Indonesia oleh PSSI begitu cepat berkembang di belantara publik sepak bola Indonesia.

Bagaimana tidak, penundaan secara tiba-tiba yang dilakukan oleh PSSI tersebut terbilang sangat mengejutkan, khususnya bagi publik kota Makassar.

15 ribu penonton yang telah memadati stadion hanya mampu menahan kecewa dan meluapkannya lewat berbagai protes. Sebab mereka merasa dibohongi oleh pihak PSSI.

BACA: PSSI Beri Rekomendasi Panpel PSM Terkait Laga Leg Kedua Piala Indonesia

Kasus ini ternyata turut menyita pengamat dan komentator sepak bola nusantara, Bung Towel. Dia menuangkan pendapatnya melalui instagram pribadinya, @bungtowel8.

Di laman instagramnya, Bung Towel menulis seputar PSM dan PSSI yang dibagi menjadi dua part di dua postingan.

Di part (1), Bung Towel menulis judul PSM dan PSSI. Di postingan tersebut Bung Towel mengulas seputar kronologi yang menggambarkan seolah-olah PSM dan PSSI ada dua kubu yang bersebarangan.

View this post on Instagram

MAKASSAR & PSSl (PART 1). Dalam peta sepak bola Indonesia, Makassar memiliki tradisi & sejarah bola yg kuat. Kota angin mamiri ini identik dg PSM yg bisa jadi adalah klub tertua di tanah air sejak 1915. Bicara sepakbola Makassar selalu ada sang legenda Ramang. Lalu Ronny Pattinasarany, Hengki Siegers hingga Hamka Hamzah dan yg paling kekinian Asnawi Mangkualam Bahar. Kehebatan sepakbola mereka tak sebatas Makassar tapi juga utk Merah Putih. Tapi belakangan terutama sejak empat tahun terakhir misalnya, hubungan PSM dg PSSI terasa kurang harmonis. Suhu temperaturnya diatas rata-rata. Ibarat minyak dan air. Dimulai Oktober 2016, Makassar ditunjuk PSSI sebagai venue pelaksanaan Kongres Pemilihan PSSI kala itu. Makassar pun menyambut baik dan bersiap sbg tuan rumah. Tapi K85 yg mengusung Edy Rahmayadi sbg caketum PSSI (cikal bakal pengurus PSSI era sekarang) menolak berkongres di Makassar. Penolakan yg sempat "menggoreskan" kecewa dihati Gubernur Sulsel saat itu Syahrul Yasin Limpo. Tahun berikutnya 2017 dengan label kompetisi perdana Liga 1, PSM masuk favorit kandidat juara bersama Bali United. Peluang besar PSM juara akhirnya kandas dipenghujung kompetisi ketika Bhayangkara FC menyalip ditikungan terakhir perlombaan. Dari sinilah benih rasa kecewa mulai muncul. Segumpal pertanyaan & penasaran campur aduk jadi satu dibenak publik Makassar. Lanjut ke kompetisi musim berikutnya 2018, PSM kembali ke trek juara. Persaingan dg Persija bahkan mengerucut hingga pekan terakhir. Tapi apa daya..meski menang besar 5-1 atas PSMS Medan, tim Juku Eja kembali menanggung kecewa krn sang rival Persija pun menang atas Mitra Kukar. PSM semakin campur aduk dg berbagai perasaan & logika sepak bola. Dan kemarin (28/7), seolah belum cukup kisah-kasih yg sebelumnya, PSM kembali diposisi "berhadapan" dg PSSI. Final leg 2 Piala Indonesia 2018 mendadak batal digelar di std.Andi Matalatta. Sontak PSM & Makassar meradang. Alasan keamanan & kenyamanan yg disodorkan PSSI hanya beberapa jam menjelang kick-off sungguh menohok PSM & Makassar. Jaminan keamanan dari pejabat publik hingga aparat kepolisian yg bertanggungjawab soal keamanan seolah tak ada artinya. ..bersambung.. #gocekbungtowel

A post shared by bung towel (@bungtowel8) on

Bung Towel menuliskan suhu kontradiksi kedua ya semakin memanas sejak Oktober 2016, yang diikuti di tahun 2017 dan 2018. Yang terbaru adalah penundaan laga final Piala Indonesia 2018 pada (28/7/2019) lalu.

“Dimulai pada Oktober 2016. Kala itu Makassar ditunjuk sebagai venue pemilihan PSSI. PSM sudah bersikap baik sebagai tuan rumah. Tapi K85 yang mengusung edy Rahmayadi sebagai caketum menolak berkongres di Makassar.”

spot_img
spot_img

Headline

spot_img