30 C
Makassar
Thursday, April 18, 2024
HomeRagamEkowisata Bahari, Upaya Pelestarian Terumbu Karang Bagi Penyelam

Ekowisata Bahari, Upaya Pelestarian Terumbu Karang Bagi Penyelam

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Indonesia terkenal sebagai negara bahari. Hal itu menjadikan Indonesia memiliki lokasi wisata bahari yang memukau.

Namun demikian, upaya menjaga kelestarian wisata bahari ini harus dilakukan. Dalam hal ini menjaga ekosistem laut.

Menurut instruktur selam Association of Dive School International (ADSI) Prayogo Prastyo Bagus Kusuma, ekosistem laut terdiri atas Mangrove, Lamun dan juga terumbu karang. Keberadaan ketiganya ini saling terkait.

Untuk itu, pihaknya berupaya melakukan penyelaman sekaligus upaya memetakan dan mendata kondisi terumbu karang.

Fungsi karang sebagai peredam gelombang sebelum mencapai pesisir, membuat para penyelam Makassar ini berusaha menjaga dan melestarikan terumbu karang. Selain itu juga, Terumbu karang menjadi rumah bagi biota laut.

“Pertumbuhannya sangat sulit. Dengan kondisi perairan yang cukup baik, dia haya bisa tumbuh 1 cm dalam setahun,” ujar anggota Mapala UMI tersebut.

Untuk menjaga kelsetarian itu, pihaknya juga terus meningkatkan transplantasi karang di beberapa titik Spermonde. Terumbu karang yang bersimbiosis dengan biota lain juga dapat terjaga dengan baik selama sinar matahari bisa sampai menembus hingga ke polip Karang berupa Zooxanthellae yang merupakan organisme penumbuh karang.

Saat ini bersama Kandora Dive Centre yang beroorientasi eko wisata telah melakukan pengecekan terumbu karang, di Pulau Karampuang, Sulawesi Barat. Tercatat ada 24 titik lokasi penyelaman untuk sementara, berdasarkan data dari Kandora Dive Centre. Namun, pihaknya akan terus mengembangkan.

“Di Pulau Karampuang juga ada beberapa titik penyelaman yang dijadikan lokasi rehabilitasi terumbu karang berupa transplantasi. Bukan karena karangnya rusak, tetapi merupakan daerah sedimen berpasir,” ujarnya.

Secara keseluruhan penentuan spot penyelaman, dan pengalaman survei, tutupan di Pulau Karampuang masih cukup sehat, dengan tampilan tutupan sekitar 70% pada kedalaman antara 3-25 meter di bawah permukaan laut.

Keragaman di sana cukup beragam, kontur dasar laut bervariatif, landai, sampai tebing dan gua, juga ada patahan cerukan, pembetukan dasar laut.
“Pengaruh arusnya juga sangat besar, kalau diving di sana perlu perhitungkan waaktu. Misalnya saja pada pagi sebelum surut air dan setelah siang hari setelah benar-benaar surut. Ini berpengaruh pada daya apung (Buoyancy). Biasanya juga bisa bertemu Hiu, Eagle Ray,” tandasnya.

Khusus di Sulbar, ekosistem cukup kompleks dengan adanya mangrove, padang lamun cukup luas dengan empat jenis padang lamun.

Sementara Terumbu Karang, masih banyak kategori Acropora, jenis Cervicurnis, Elgantula, Grandis, Microphalma.

“Aktivitas nelayan di sana (Sulbar) masih tergolong ramag lingkungan. Sebab selama beberapa kali penyelaman, belum ada aktivitas pengeboman. Biasanya lebih banyak memancing jenis ikan Pelagis (permukaan),” tandasrnya.

Lanjut aktivis ekosistem laut ini, menjaga eksosistem laut, bisa menjaga sumber pangan terbesar di dunia, sekaligus penyumbang oksigen terbesar.
Sosialisasikan untuk menjaga ini, merekaa sudah sadar. Hanya saja belum secara menyeluruh.

Menjaga terumbu karang, berarti menjaga kelestarian pangan di laut dan juga masa depan ketersediaan pangan dan wisata bawah laut. Sebab kehidupan adalah sebuah warisan.

Penulis: Rahmi Djafar

spot_img

Headline

Populer

spot_img