MAKASSAR– Desk Pilkada DPC Demokrat Kabupaten Bone hanya menyerahkan satu bakal Calon Bupati ke Desk Pilkada DPD Demokrat Sulsel. Hal ini berdasarkan hasil penjaringan Desk Pilkada Demokrat Bone yang dilakukan beberapa hari lalu.
Sekretaris Desk Pilkada Demokrat Bone, Muhammad Amir mengatakan bahwa dirinya telah berupaya mensosialisasikan penjaringan. Hanya memang, sejak di bukanya pendaftaran hingga ditutup, hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar, yakni petahana A Fahsar M Padjalangi dan Ambo Dalle.
“Hanya ada 1 orang yang melakukan pendaftaran hingga ekspose publik, dan itu cuma pak Bupati (Andi Fashar Padjalangi),” kata Muhammad Amir saat melaporkan ke Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah dan Desk Pilkada Demokrat di Kantor DPD Demokrat Sulsel, Jln Yusuf Deng Ngawing, Makassar, pada Jumat (4/8/2017).
Teruntuk Pilkada Bone, kuat diwacanakan pasangan calon petahana cenderung akan melawan kotak kosong. Hal ini juga makin diperkuat dengan tidak adanya pendaftar di Demokrat selain pasangan petahana itu.
Apakah Demokrat Mendukung Demokrasi Kotak Kosong ?
Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya hampir pasti hanya mengirim satu nama Calon Kepala Daerah Bone ke DPP partai berlambang bintang mercy itu. Hanya memang dia tidak ingin memastikan arah dukungannya ke Andi Fashar – Ambo Dalle.
“Hampir pasti satu yang saya usulkan ke DPP. Saya tidak mau sembrono, karena masih ada kebijakan diatas saya,” kata Ni’matullah.
“Karena kan masih ada kebijakan di DPP. Nanti akan ditentukan di DPP, tapi saya yakin DPP tidak akan mungkin terlalu jauh mengurusi hingga kembali membuka penjaringan,” imbuhnya.
Menurutnya, bukan keinginan Demokrat untuk menentukan jika pendaftar harus satu. Dia mengatakan dirinya telahj berupaya untuk membuka penjaringan, namun hingga penutupan tidak ada satupun yang mendaftar kecuali Andi Fashar.
“Kita ini kan rasional, di Bone ini kan cuma satu pendaftar. Tidak mungkin, jika hanya ada satu yang menghargai saya, dan saya cari – cari anggota lain. Saya kira suka atau tidak suka, nayaman atau tidak nyaman, realitas politik seperti itu,” tegas Wakil Ketua DPRD Sulsel ini.