BONE, SULSELEKSPRES.COM – Beberapa pekan terakhir terjadi kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Bone. Namun, setelah dilakukan pantauan di Lapangan, minyak goreng tetap ada dijual cuma harganya yang melonjak mengalami kenaikan.
Adanya kekisruhan yang terjadi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bone menanggapi permasalahan tersebut.
Ketua Kadin Bone, Hj. Cheriani saat dikonfirmasi mengungkapkan, beberapa pekan terakhir ini memang terjadi kelangkaan minyak khususnya di Kabupaten Bone. Bahkan, dari beberapa pantauan kami terjadinya antrian panjang para pembeli diberbagai tempat penjualan minyak goreng,
Menurut, Hj Cheriani salah satu kendala terjadinya kelangkaan minyak goreng akibat buntutnya pasokan distribusi kepada distributor yang ada di Bone.
“Memang masih terlihat minyak goreng di eceran pasokannya masih ada, tetapi dengan kuota sangat terbatas dan harga yang tidak standar,” ungkapnya kepada sulselekspres.com, Senin (21/2/2022).
Selain itu, kata dia juga terjadinya panic buying, yang ikut memperparah kondisi kelangkaan minyak goreng.
“InsyaAllah dalam waktu dekat ini kami akan membentuk Tim Percepatan Ekonomi yang menjadi salah satu rekomendasi dari hasil Rapimkab yang nantinya hasil Rapimkab ini akan kami serahkan ke bapak Bupati Bone,” lanjutnya.
Lanjut dia, tugas dari Tim ini akan memberikan masukan ke pemerintah terkait sumber masalah ekonomi di Bone. Salah satunya akan membahas terkait kelangkaan minyak goreng ini.
“Saya akan mencari clue2 dari permasalahan ini mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten lewat jaringan Kadin,” tambahnya.
Ia juga berharap dari Pemerintah segera melakukan berbagai langkah positif agar kelangkaan minyak goreng di Bone segera teratasi.
“Termasuk memberikan support kepada Bumdes dimana desa yang memiliki potensi kelapa yang besar untuk memproduksi minyak sendiri dengan menghadirkan peralatan produksi yang memadai. Kalau perlu menyampaikan kepada pihak perbankan untuk membantu para UMKM di desa dalam hal pendanaan,” harapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Anggota DPR RI, Andi Rio Idris Padjalangi meminta aparat kepolisian memberikan hukuman berat bagi para pelaku penimbun minyak goreng.
Hal itu menyikapi terbongkarnya 1,1 juta kg penimbunan minyak goreng dalam gudang yang terjadi di wilayah Deli Serdang, Sumatera Utara.
Anggota Komisi III ini mengungkapkan, jangan ada pihak yang mengambil keuntungan di tengah kesulitan masyarakat mendapatkan minyak goreng apalagi saat situasi pandemi.
“Polri harus memberikan sanksi tegas dan membongkar para pelaku penimbun minyak di seluruh wilayah indonesia,” ungkap Legislator Golkar.
Ia pun meminta satgas pangan Polri bersama stakholder terkait, dapat terus melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan minyak goreng serta produk sembako lain menjelang bulan Ramadan.
“Polri harus mengawasi dan mengantisipasi upaya penimbunan bahan pokok lain diluar minyak goreng. Sebentar lagi kita akan memasuki bulan ramadhan, Jangan ada bahan pokok lain menjadi langka dan ditimbun oleh pihak pihak yang ingin meraup keuntungan,” pintanya.
Lebih lanjut, A Rio menerangkan, saat ini bukan hanya minyak goreng saja yang menjadi langka, namun kedelai dan pupuk menjadi permasalahan di tengah masyarakat. Jangan sampai banyak pengusaha tempe dan tahu serta terpaksa gulung tikar serta petani sulit untuk bercocok tanam.
“Saya mendukung dan mendorong satgas pangan polri untuk mengungkap dan membongkar permasalahan kedelai dan pupuk selain minyak goreng, serta jangan sampai ada kedelai dan pupuk yang ditimbun dan dimainkan para spekulan agar terjadi sebuah kelangkaan dan dijual dengan harga tinggi,” terang Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI.