MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Selama masa pandemi Covid-19, tak sedikit karyawan terdampak dengan bekerja dari rumah. Bahkan, ada yang harus mengalami PHK akibat perusahaan mengalami akusisi.
Dampak yang sama dirasakan juga oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) banyak yang terpaksa gulung tikar karena usaha tidak berjalan lancar. Penjualan menurun membuat para pelaku usaha harus banting stir.
Di Sulawesi Selatan ada ribuan pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 dengan berbagai macam kendalanya. Seperti yang dikisahkan oleh Elsa pemilik usaha anyaman berbahan eceng gondok di Kota Makassar yang harus setop produksi sandal karena rekanan terdampak pandemi.
Usaha milik Elsa berorientasi pada pariwisata yang notabene sebagai buah tangan para wistawan yang berkunjung di Kota Daeng. Namun apa daya saat Hotel dan Mall tutup usahanya pun juga merosot.
Elsa mengatakan produksi sandal anyaman eceng gondok tersebut harus berhenti karena rekanan terdampak Covid-19. Meski, karyawan Elsa adalah warga lorong binaan, hal ini tentu sangat memperngaruhi ekonomi warga tersebut.
“Jadi kita terdampak sejak awal-awal Covid-19 karena rekanan tutup akibat PSBB sehingga kita tak bisa berproduksi,”ujarnya, Selasa (9/11/2021).
Beruntungnya kata Elsa dengan memanfaatkan digital sebagai informasi dan sarana untuk promosi, Dia bersama warga binaanya berinovasi dengan dengan memproduksi pot bunga.
“Alhamdulillah, pada waktu PSBB semua kegiatan diluar terbatas kita manfaatkan media social sebagai tempat promosi, pas buming-bumingnya orang menanam bunga disitu kita melihat peluang dengan membuat pot dan alhasil banyak pesanan, ekonomi warga binaan kamipun bisa meningkat,”jelas nya.
Owner Rumah Anyamandiri ini mengungkapkan bahwa meski pandemi tak menjadikan kreativitas harus berhenti, Kita harus berinovasi untuk tetap bisa bertahan.
“Kita terus berinovasi meskipun di masa pandemi. Jangan berhenti berkreativitas dengan memanfaatkan digital sebagai tempat promosi,”ujarnya.
Sementara itu, Owner Mogu Indonesia, Bagus Sarwono berbagi tips untuk tetap eksis ditengah pandemi yakni pentingnya mengetahui segmentasi pasar bagi para UKM. Karena sistem marketing adalah bagaimana caranya mengumpulkan traffic yang sebanyak-banyaknya.
“Selam ini kami konsistendengan memproduksi Sarabba (minuman jahe) dalam bentuk saset sehingga bisa dinikmati orang dimanapun dan kapanpun. Tantangan selalu ada disetiap waktunya, harus siap hadapi itu. Karena kita dibidang pengolahan biasanya bahan baku yang jadi tantangan,”jelasnya.