24 C
Makassar
Wednesday, April 17, 2024
HomeRagamJangan Sebar Konten Pornografi di Media Sosial

Jangan Sebar Konten Pornografi di Media Sosial

Penulis(*)
- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 5 Agustus 2021 di Makassar, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Lindungi Diri dari Bahaya Pornografi”.

Program kali dihadiri oleh 682 peserta dan menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari relawan TIK Palopo, Ramlan; Manajer Program ECPAT Indonesia, Andy Ardian; dosen dan Kepala Laboratorium Teknologi Pendidikan, Citra Rosalyn Anwar; serta narablog dan kreator konten gaya hidup, Eryvia Maronie. Adapun bertindak sebagai moderator adalah Artha Senna selaku jurnalis. Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.

“Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Pemateri pertama adalah Eryvia Maronie yang membawakan tema “Keterampilan Digital dan Belajar Secara Daring”. Dia menyampaikan, guru harus senantiasa memberikan bimbingan, kontrol, pengawasan, dan edukasi terhadap peserta didik tentang cara berinternet yang sehat.

“Guru sebagai pendidik juga harus melek teknologi dan dinamis mengikuti perkembangan zaman karena yang akan bertahan bukan yang kuat, tetapi yang bisa beradaptasi,” tegasnya.

Berikutnya, Andy Ardian menyampaikan topik “Digital Etik: Bahaya Pornografi”. Andy menjelaskan, ketika kita mendapatkan konten pornografi atau yang mengandung kekerasan seksual, hendaknya jangan di-like, dikomentari, di-screenshot lalu dibagikan, melainkan segera dilaporkan dengan mengirim tautannya.

“Seringkali konten pornografi itu tersebar bukan karena banyaknya pelaku yang mengirimkan gambar atau video tersebut, tetapi dari yang merespon. Akhirnya, makin banyak yang terpapar, penasaran, lalu ikut mencari,” ujarnya.

Sebagai pemateri ketiga, Ramlan membawakan tema “Mengelola Budaya Digital yang Produktif”. Dia mengatakan, budaya digital menjadi bahan utama untuk transformasi digital, yaitu meningkatkan produktivitas dan inovasi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.

“Ada banyak cara menciptakan budaya kreatif dan produktif di ruang digital seperti mendukung dan mengapresiasi ide kreatif agar makin out of the box dalam berkreasi,” ucapnya.

Pemateri terakhir, Citra Rosalyn Anwar, menyampaikan tema “Cakap Memahami Hak Anak di Dunia Digital”. Ia mengatakan, di era digital ini sebagian aktivitas anak berpindah ke layar internet, sehingga orangtua tidak bisa sepenuhnya melarang karena mereka juga punya hak digital yang terdiri dari hak untuk mengakses, berekspresi, dan hak untuk merasa aman. “Kita menghadapi generasi digital native, sehingga orang tua harus paham (internet/digital) agar bisa menjadi pendamping dan tempat bertanya yang baik bagi anak,” tuturnya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Dastuti, bertanya tentang bagaimana cara mengatasi anak yang kecanduan gawai dan pornografi. Citra Rosalyn Anwar menyarankan kepada para orangtua agar apapun yang diberikan ke anak, jangan dilepas begitu saja.

“Dampingi dan arahkan anak menonton hal-hal yang positif. Kalau  tidak mempan, bisa minta bantuan dari profesional,” ujarnya. Dalam webinar tersebut, panitia memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

(*)

spot_img

Headline

Populer

spot_img