MAROS, SULSELEKSPRES.COM – Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa zaman dulu orang andalkan ijazah, namun zaman sekarang ijazah tidak berarti lagi.
“Kenapa tidak berarti ijazah sekarang, karena dulu ijazah dipakai untuk jadi pegawai negeri. Sekarang pegawai negeri yang diterima selama setahun paling tinggi 50.000 orang, itupun mungkin kurang, kemarin cuma 25.000 orang, sedangkan yang lulus sarjana 1 juta (orang) tiap tahun,” ungkap JK saat memberikan sambutan di acara peresmian Kampus II Pesantren IMMIM di Kecamatan Moncong loe, Kabupaten Maros, Sabtu (28/10/2017).
Jadi anak-anak yang lulus dari pesantren, kata JK, jangan terlalu berharap jadi PNS, dan mengimbau untuk melupakan semua itu
Tapi yang harus dikemukakan, lanjut JK, adalah suatu kreativitas, suatu pengetahuan yang menimbulkan nilai tambah yang baik. Karena itu maka kembali ke pendidikan yang kreatif yang mempunyai nilai tambah dan mempunyai kecerdasan yang baik dan itulah yang menjadi dasar dari pada kebutuhan hari ini dan akan datang
“Kenapa demikian? Karena yang sekolah disini, di IMMIM ini, hari ini ilmu yang diperoleh baru akan bermanfaat kira- kira 10 tahun yang akan datang. 3 tahun di SMA, masuk Universitas 5 tahun, 8 tahun, baru dapat kerja. Itulah kenapa hampir 10 tahun baru bermanfaat. Jadi apa yang diajarkan harus dapat bermanfaat 10 tahun kemudian,” ujarnya.
Memang SMA atau Tsanawiah itu diajarkan dasar-dasar keilmuan, akan tetapi, kata JK, pada dewasa ini tentu hal ini harus lebih baik lagi. JK selalu menggambarkan, contohnya karena ummat kekurangan muzakkir, kekurangan orang pemberi zakat yang paling banyak mustahidnya, penerima zakat lebih banyak dari pada pemberi zakat.
“Artinya karena kurang pengusaha yang berkembang dengan baik dikalangan kita karena itulah kalau ingin menghormati dan meneruskan cita-cita almarhum Fadeli Luran maka jadikanlah pendidikan ini untuk membentuk para generasi muda yang ingin bekerja keras, ingin inovasi, ingin jadi entrepreneur, ingin membuat sesuatu, haus akan sesuatu ilmu yang baru, tanpa berdasarkan hanya mendapat ijazah,” bebernya.
Lebih lanjut JK menambahkan bahwa Ijazah penting, tapi lebih penting lagi kemampuan. Karena ijazah bisa terbakar sedangkan ilmu tidak, bisa hilang.
“Kalau ilmu tidak hilang selama tidak stroke, begitukan, bisa hilang juga kalai stroke. Karena itu menjaga kesehatan juga penting, disini baguslah karena ada juga lapangan olah raga sehingga anak-anak kita semua bisa mempunya kehidupan yang baik,” tandasnya.