SULSELEKSPRES.COM – Rencana penyelenggaraan Formula E oleh Pemerintah DKI Jakarta terus dikritik oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Terbaru, Jubir PSI Dedek Prayudi menyindir Gubernur Jakarta Anies Baswedan terkait adanya anggapan manipulasi dalam rekomendasi untuk balapan Formula E di Monas.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah meminta agar semua pihak tidak langsung menyalahkan Anies dalam persoalan rekomendasi tersebut. Pembelaan Saefullah inilah yang mendapat sindiran dari elite PSI.
Baca:Â PSI Apresiasi Anies Soal Pembangunan Skatepark Senilai Rp14,3 Miliar, Tapi
“Jakarta dan segala tantangannya memang terlalu komplex untuk dipimpin seorang Gubernur yang inkompeten,” kata Dedek melalui cuitan akun Twitter pribadinya, (15/2/2020).
Menurut dia, alasan capek tidak bisa dijadikan dasar memaklumi kekeliruan yang terjadi. Dia kemudian meminta Anies untuk resign saja dari jabatannya
“Capek bukan alasan profesional untuk memanipulasi dokumen resmi. Resign aja, pak @aniesbaswedan. Anda sudah kalah oleh ketidakmampuan anda sendiri,” katanya.
Jakarta dan segala tantangannya memang terlalu komplex untuk dipimpin seorang Gubernur yang inkompeten.
"Capek" bukan alasan profesional untuk memanipulasi dokumen resmi. Resign aja, pak @aniesbaswedan. Anda sudah kalah oleh ketidakmampuan anda sendiri.https://t.co/M5haBR5IKP
— Dedek Prayudi – Uki || ig: @uki_dedek (@Uki23) February 15, 2020
Seperti banyak diberitakan, Saefullah memberikan pembelaan terhadap Anies soal rekomendasi itu. Ia menyebut ada salah ketik sehingga dalam surat yang diberikan ke Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka Pratikno itu tertulis sudah mendapatkan rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya untuk gelar Formula E di Monas.
Anies disebutnya lelah karena harus bertanggungjawab atas kesalahan itu. Sebab, surat itu ditandatangani sendiri oleh Anies.
“Makanya kasihan Pak Gubernur, capek,” ujar Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2020) dikutip dari Suara.com.
Saefullah menganggap masalah salah ketik ini adalah perkara yang tak perlu dipersulit. Menurutnya dengan mengganti kalimat Tim Ahli Cagar Budaya dengan Dinas Kebudayaan maka masalahnya selesai.
“Harusnya kalau ada kekeliruan naskah, salah input yang mengetik kali ya, diperbaiki saja,” pungkasnya.