SULSELEKSPRES.COM – Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah menyentil isu PKI yang terus muncul di era Kepemimpinan Presiden Jokowi.
Dia membandingkan saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden. Dimana 10 tahun pemerintahan SBY isu PKI disebut tidak seperti saat ini.
Fahri menganggap, kepemimpinan Presiden Jokowi seperti sedang terseret dendam yang tak jelas.
“Kesalahan kabinet @jokowi sejak awal adalah karena terseret pada dendam yang tidak jelas. Lalu orang membuat defini, “oo ini dendam PKI toh, pantas Islam ditekan”. Maka runyam semuanya. 2 periode pak @SBYudhoyono jadi presiden kita tidak dengar situasi semacam ini,” kata Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, (10/9/2020).
Baca: Rocky Gerung Anggap Bintang Tanda Jasa Fadli-Fahri Sogokan dan Penghinaan
Mantan politisi PKS ini menganggap kalau kepemimpinan Jokowi menciptakan dikotomi diakar rumput.
“Semuanya kembali kepada pemimpin, bisakah ia mencipta musim perdamaian dan persahabatan? Atau Apakah ia akan menciptakan musim perang? Kalau perang dengan negara lain mendingan. Ini perang dengan saudara sendiri. Dalam krisis pula. Mau dapat apa kita?” katanya.
Cuitan Fahri ini yang kemudian memantik reaksi dari kader PSI, Dedek Prayudi. Dia menyebut kalau pandangan Fahri soal PKI muncul dimasa Presiden Jokowi sebagai pendapat ngaco.
Baca: Ini Komentar Ahok Soal Jakarta Dibawah Kepemimpinan Anies
“Ngaco ah. Di Pemilu 2014 juga isu kebangkitan dan dendam PKI sudah deras dihembuskan, bahkan sejak Pilkada DKI 2017. Saya justru mencatat pola bahwa isu ini selalu dihembuskan oleh pihak yang itu² saja yang memiliki afiliasi dan dukungan dari PKS,” kritik Dedek.
Ngaco ah. Di Pemilu 2014 juga isu kebangkitan dan dendam PKI sudah deras dihembuskan, bahkan sejak Pilkada DKI 2017. Saya justru mencatat pola bahwa isu ini selalu dihembuskan oleh pihak yang itu² saja yang memiliki afiliasi dan dukungan dari PKS. https://t.co/TxTcgvrraa
— Dedek Prayudi – Uki || ig: @uki_dedek (@Uki23) September 9, 2020
“Isu kebangkitan dan dendam PKI ini muncul di setiap perhelatan kontestasi politik. Akui sajalah, pak Fahri, bahwa isu PKI ini memang artifiacially created for political purposes bukan sesuatu yang terjadi secara organik,” pungkasnya.