27 C
Makassar
Friday, March 29, 2024
HomeNasionalKader PSI Sentil Anies Baswedan: Kenapa Sibuk Konpres, Mengeluh, dan Meminta?

Kader PSI Sentil Anies Baswedan: Kenapa Sibuk Konpres, Mengeluh, dan Meminta?

- Advertisement -
- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi kembali menyorot Gubernur Jakarta, Anies Baswedan.

Dedek menyorot Anies yang dianggap sibuk melakukan konprensi pers (konpres), mengeluh, dan meminta kepada pemerintah pusat terkait masalah pandemi virus corona. Dia kemudian membandingkan Anies dengam gubernur lain seperti Jabar, Jatim, dan Jawa Tengah.

Dia mengatakan, disaat para gubernur lain yang memiliki jumlah penduduk lebih besar sibuk bekerja, Anies justru disibukkan dengan mengeluh dan meminta. Terlebih karena anggaran Jakarta dianggap jauh lebih besar dari daerah lain.

“Dear @aniesbaswedan, anggaran tahunan anda JAUH lebih besar dari Provinsi lain di pulau Jawa. Jumlah penduduk anda juga jauh lebih kecil dibandingkan Jabar, Jatim, Jateng bahkan Banten. Tapi kenapa mereka sibuk kerja anda sibuk konpers, mengeluh dan meminta?” kata Dedek seperti dilansir dari akun media sosial Twitternya, (19/4/2020).

Seperti banyak diberitakan, Anies Baswedan meminta pemerintah pusat untuk memperkuat peningkatan kapasitas dan kemampuan tes covid-19. Hal itu disampaikan dalam rapat virtual dengan Tim Pengawasan DPR untuk Penanggulangan Covid-19, Kamis (16/4/2020).

BACA; Mantan Staf Ahok Respon Keluhan Warga Soal Pemotongan Dana KJP di Era Anies

Anies mengatakan, pihaknya sangat membutuhkan bantuan Pemerintah Pusat untuk menangani masalah kesehatan dan ekonomi. Sebab jika masalah kesehatan tak selesai, juga takkan menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial.

BACA JUGA :  Muannas: Jangan Sampai Denda Habib Rizieq Dibayar Anies karena Takut

Terkait masalah kesehatan, yang dibutuhkan saat ini adalah peningkatan kapasitas dan kemampuan tes Covid-19. Dia menjelaskan berdasar ilustrasi tentang pemulasaran dan pemakaman jenazah dengan prosedur tetap (protap) Covid-19. Sebanyak 1.043 orang yang dimakamkan tidak semuanya diketahui sebagai Covid-19.

“Karena mereka sudah dites hasil belum dikelar, atau sedang antre untuk tes sudah meninggal,” Kata Anies dikutip dari Berita Satu.

Karena itu, kemampuan melakukan dan meningkatkan kemampuan testing sangat penting. “Bukan untuk mendeteksi yang meninggal, tetapi mendeteksi yang hidup. Dengan testing kita akan tahu siapa terinfeksi atau tidak, dan yang terinfeksi langsung dipersiapkan isolasi,” pungkasnya.

spot_img

Headline

Populer