34 C
Makassar
Wednesday, October 23, 2024
HomeHeadlineLindungi SBY, Megawati Larang Kader Lapor Polisi Soal Perusakan Baliho

Lindungi SBY, Megawati Larang Kader Lapor Polisi Soal Perusakan Baliho

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri tak ingin mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilaporkan ke polisi.

Megawati secara tegas melarang kadernya, Kapitra Ampera untuk melaporkan SBY soal pelemik perusakan Bendera dan atribut politik Demokrat di Pekanbaru, Riau. Padahal, Kapitra sudah sempat ke Direktorat Kriminal Umum Polda Riau.

“Ya awalnya demikian (akan laporkan SBY), tapi saya tahan dulu,” kata Kapitra Ampera dilansir dari CNN Indonesia, Minggu (16/12/2018).

Baca: Erick Thohir Disalahkan Kubu Prabowo Atas Perusakan Baliho SBY

Kapitra mengatakan, Megawati melarangnya melaporkan SBY untuk menghormatinya sebagai Presiden RI ke-6.

“Ketua umum saya (Megawati) mengatakan harus menghormati Pak SBY karena beliau mantan kepala negara. Ibu Megawati juga berpesan jangan melawan kekerasan dengan kekerasan,” kata Kapitra.

Baca: SBY Janjikan Demokrat akan Bantu Jokowi Jika Terpilih Lagi

Kapitra menyebut banyak tuduhan tak berdasar dari Partai Demokrat, hingga penggiringan opini di media massa yang menyebut PDI Perjuangan merupakan aktor di balik perusakan bendera sepanjang jalan utama Pekanbaru tersebut.

Seperti diketahui, baliho dan bendera tersebut sekiranya untuk menyambut kedatangan SBY bersama Ani Yudhoyono di Pekanbaru. Di saat bersamaan, capres petahana Jokowi juga sedang melakukan kunjungan di provinsi yang sama.

Baca: Kapitra Sebut Peserta Reuni 212 Digerakkan Gerindra dan PKS, Dapat Uang Rp100 Ribu

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief mengatakan pelaku perusakan baliho Demokrat di Pekanbaru, Riau, mengaku dibayar Rp150 ribu per orang atas perintah dari partai yang sedang berkuasa.

Erick Thohir Disalahkan Kubu Prabowo

Kubu Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menyalahkan Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir atas insiden perusakan atribut tersebut.

Aksi perusakan tersebut dinilai tak lepas dari adanya instruksi Erick Thohir sebelumnya untuk menggunakan strategi ofensif atau menyerang.

Baca: Begini Tanggapan Rocky Gerung Soal Perusakan Baliho Partai Demokrat

Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria mengatakan, bisa saja perusakan ini terjadi sebagai imbas dari arahan strategi menyerang oleh Erick Thohir tersebut.

“Ya semuanya kan serba mungkin. Kan tidak tahu apa penyebab sesungguhnya,” kata Riza, Sabtu (15/12/2018) dilansir dari Detikcom.

Menurut dia, seharusnya Erick sebagai pimpinan timses Jokowi tidak memberi arahan untuk ‘menyerang’. Sebab, bisa jadi hal itu kemudian disalahartikan oleh para pendukung capres nomor urut 01.

“Seharusnya tidak perlu menyampaikan pakai strategi ofensif. Karena dipahami oleh konstituen itu berbeda. Mungkin maksudnya baik, tapi kan menyerang itu takut diartikan berbeda. Kan masyarakat kita kan tidak semua cerdas. Jadi kalau pimpinan kalau bicara harus lebih hati-hati dan cermat. Karena apa yang disampaikan pimpinan itu ditafsirkannya bisa lain oleh konstituen oleh pendukung, relawan,” tuturnya.

Tak hanya Gerindra, elite Partai Demokrat yakni Rachland Nashidik juga mencurigai adanya kaitan perusakan tersebut dengan arahan strategi menyerang yang disampaikan Erick.

Rachland bahkan dimedia sosialnya secara langsung menanyakan hal itu kepada Erick Thohir.

Dia menganggap kalau perusakan ini terjadi bersamaan dengan keluarnya instruksi menyerang dari Erick Thohir.

“Bung @erickthohir, bersamaan waktu Anda menyatakan Kubu @jokowi akan “menyerang”, kemarin ribuan spanduk poster Partai Demokrat menyambut kedatangan Pak @SBYudhoyono di Pekanbaru dirusak, dicopot dan dibuang ke Parit. Yang bertahan hanya milik Petahana,”

“Ini instruksi Anda?,” tanya Rachland.

(*)

 

spot_img
spot_img

Headline

spot_img