SULSELEKSPRES.COM – Pemanfaatan teknologi harus dimanfaatkan dengan optimal untuk bisa menghasilkan keuntungan yang produktif. Terutama di masa pandemi seperti ini yang semakin mengandalkan kemajuan teknologi. Maka dari itu, Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, melaksanakan webinar di Sidrap, Sulawesi Selatan (10/8) dengan mengangkat tema “Bangkit dari Pandemi dengan Literasi Digital”. Acara ini diikuti oleh 1.340 peserta. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.
Program kali ini dipandu oleh Muh. Anshari dari Mafindo selaku moderator dengan menghadirkan empat narasumber, yaitu Fachruddin Palapa dari Mafindo, Andi Mauderi Kabir selaku pemengaruh (influencer), Hendro Prastio selaku pengusaha, serta Maya Oktharia selaku pengusaha digital & Public Speaking Coach. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.
Pemateri pertama adalah Fachruddin yang membawakan materi kecakapan digital dengan tema “Pekerjaan dan Usaha di Dunia Digital”. Menurut dia, revolusi digital membuat beberapa pekerjaan dan usaha konvensional kian ditinggalkan. Dunia kerja/usaha yang berkembang kini berbasis TIK seperti web developer, youtuber, data analyst, hingga bisnis daring.
Berikutnya, Andi Mauderi menyampaikan materi etika digital berjudul “E-Pasar bagi Para Pelaku UMKM”. Ia mengatakan, usaha daring memiliki berbagai kelebihan, antara lain operasional mudah, jangkauan pasar luas, waktu dan tempat fleksibel, serta modal dan karyawan sedikit.
Sebagai pemateri ketiga, Hendro membawakan tema budaya digital tentang “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Pola Pikir Konsumtif Menjadi Produktif”. Menurut dia, untuk mengubah pola pikir konsumtif, biasakan menentukan skala prioritas kebutuhan, rancangan anggaran belanja, ketahui kelebihan dan batas pendapatan.
Adapun Maya, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Cara Aman Investasi Daring”. Ia mengatakan, keuntungan investasi daring lewat platform/aplikasi antara lain nyaman, mudah, cepat dan praktis, informasi selalu terperbarui, jelas, transparan bisa dicek secara berkala dan real-time. Tips memilih instrumen investasi, antara lain sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan, perhatikan kredibilitas, pahami skema dan resikonya, serta terdiversifikasi. “Jangan berinvestasi di instrumen yang tak kita pahami,” pesannya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, moderator melanjutkan kegiatan tersebut dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh peserta. Panitia memberikan hadiah uang elektronik senilai masing-masing Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu pertanyaan menarik peserta adalah tentang bagaimana tips merespon konsumen bagi pelaku bisnis daring pemula. Narasumber menyarankan untuk melakukan riset target pasar terlebih dahulu sebelum memulai usaha daring agar interaksi kita dengan calon pembeli bisa mengalir natural dan cepat tanggap.