Muhaimin Beri Kuliah Umum Tentang Kebhinekaan di UNM

Muhaimin Iskandar beri kuliah umum di UNM/ IST

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Tokoh nasional, Muhaimin Iskandar, menyampaikan kuliah umum di depan civitas akademika Universitas Negeri Makassar (UNM), Jumat (17/11/2017).

Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Cak Imin ini menyampaikan materi bertema Membumikan semangat kebhinekaan dalam memperkokoh keutuhan NKRI.

Sebelumnya, dia dikenal getol memperjuangkan makna dan implementasi kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa, beragama, dan bernegara. Bahkan atas geliatnya mendorong kebhinekaan, teranyar pria yang akrab disapa Cak Imin ini memperoleh Gelar Doktor Honoris Causa dari Univeristas Airlangga.

Dalam kuliah umum yang berlangsung selama 120 menit tersebut, Cak Imin didampingi rombongan yakni, Mantan Menteri Desa, Marwan Jafar, Anggota DPR RI Jazilul Fawaid, Komisaris PT Petrokimia Putera, Andi Muawiyah Ramli, Tokoh Perjuangan Buruh Indonesia, Dita Indah Sari, Sekjen Perempuan Bangsa, Luluk Nur Hamidah.

“Prinsip kebhinekaan berkontribusi dalam memajukan Indonesia. Sejak belum merdeka, Indonesia sudah menjadi kawasan yang sangat plural, yang memang ber-Bhinneka Tunggal Ika dan Agama menjadi spirit kebangsaan,” terangnya.

Bagi Cak Imin, mengelola kebhinekaan adalah mengelola perbedaan dan keragaman dalam situasi yang aktual, situasi nyata kekinian. Ia mencontohkan Rasulullah saat mendeklarasikan piagam madinah, justeru menjadi konsensus bersama dari berbagai etnis dan agama. Bukan mendirikan negara Islam.

“Sesama anak bangsa jangan sampai saling memusuhi, karena didasari adanya perbedaan. Justru perdedaan bisa dijadikan guyonan yang sehat. “Rileks saja memandang perbedaan, jadikan humor yang sehat,” ujarnya.

Rektor UNM, Husain Syam menyambut baik kehadiran Cak Imin di kampus yang dibesutnya, Ia berharap spirit dan inspirasi dari Cak Imin akan menjadi ingatan bagi civitas akademika UNM.

“Cak Imin ini luar biasa, sejak usia 32 tahun sudah jadi wakil ketua DPR RI termuda dan selam 10 tahun di DPR RI, kemudian menjadi menteri tenaga kerja,” kata Prof Husain.