MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Berbagai polemik menghampiri Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) yang dibentuk Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur nomor 2537/IX/tahun 2018.
Sejak itu, setidaknya ada sejumlah kegaduhan yang timbul dari TP2D dan terangkum dalam pemberitaan sulselekspres.com, salah satu diantaranya yaitu; honor.
Berbagai kesempatan, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah acap kali berdalih, bahwa orang yang menjadi anggota TP2D, bekerja tanpa gaji, atau Nurdin menyebutnya: “Ikhlas.”
BACA: Dewan Ancam Hak Interpelasi, TP2D Sulsel Bantah Intervensi OPD
“Jadi saya mau kasih penjelasan kepada kita semua, TP2D sampai hari ini belum dapat gaji. Itu lillahi ta’ala mereka kerja ikhlas,” kata Nurdin di Gedung DPRD Sulsel, Selasa (13/11/2018).
Meski demikian, disatu sisi, Nurdin juga memastikan adanya aliran dana ke TP2D. Namun apakah dana itu sudah termasuk honor para anggota tim tersebut? Nurdin belum menjawabnya.
“Pasti ada, pasti,” Nurdin memastikan aliran anggaran ke TP2D.
BACA: Usia Jagung TP2D: Berhasil Tanggulangi Defisit Hingga Hapus Ego OPD
Namun demikian, kata Nurdin aliran itu baru pasti, bila itu telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel, pihak yang belakangan banyak mengkritiki kehadiran TP2D.
“Ya nggak papa (bila tidak disetujui), pasti dpr lebih paham ini barang dibutuhkan apa tidak. (Hasilnya) Belum tahu. Itu semua akan kita serahkan ke DPRD (Sulsel),” ucapnya.
Sementara itu, Nurdin menyayangkan sikap ‘julid’ sejumlah pihak atas kegaduhan yang timbul dan mengaitkan TP2D.
BACA: Hak Interpelasi TP2D, Fraksi Golkar Bakal Segera Putuskan Sikap
Padahal bagi Nurdin, kontribusi TP2D juga berarti bagi Pemerintahannya, salah satunya menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulsel.
“Jadi tolong supaya berpikir kita dengan TP2D seperti itu, mereka orang-orang berintegritas. Jadi jangan sisi negatifnya saja,”terangnya.
Sementara terkait isu yang mengatakan, TP2D mengintervensi kucuran anggaran ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD), menurut Nurdin itu tidak ada.
“Ah tidak ada, itu omong kosong,” terangnya.