SULSELEKSPRES.COM – Seorang dokter di Jepara menjalani proses hukum setelah dilaporkan melakukan perselingkuhan.
Dokter dengan inisial AM ini sempat digrebek oleh suami sah dari wanita selingkuhannya. Dia didatangi pada sebuah hotel di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Namun sang dokter berhasil kabur lewat pintu belakang setelah meninggalkan mobilnya di parkiran.
Slamet Riyadi yang menjadi kuasa hukum suami sah mengatakan, dokter ini berselingkuh dengan istri kliennya. Wanita selingkuhan ini juga disebut pernah bekerja di rumah sakit tempat dokter AM bertugas.
“Bahwa klien kami secara resmi melaporkan perselingkuhan yang telah dilakukan dokter dengan inisial AM yang bekerja di rumah sakit ternama di Jepara, yang juga pegawai negeri sipil (PNS) di Jepara dengan istri sah klien kami berinisial P yang juga pernah bekerja di rumah sakit yang sama dengan dokter tersebut,” kata Kuasa Hukum Slamet Riyadi dalam keterangan tertulis dikutip dari detikcom, (10/7/2022).
Dia menguraikan, kejadian perselingkuhan ini terjadi pada Selasa (5/7) lalu di sebuah hotel di Kecamatan Kaliwungu, Kudus. Keduanya diketahui menginap di hotel dari malam hingga dinihari.
“Mereka ke hotel Mulai jam 19.30 WIB ada ketemu di kamar, jam 21.00 keluar kamar dan 23.00 WIB masuk kamar dan jam 24.00 WIB mau digerebek, terus jam 1.00 WIB AM keluar pintu belakang hotel. Tapi mobil ditinggal di situ,” terang Slamet.
Perselingkuhan ini juga diakui. Hubungan terlarang telah terjalin lama, bahkan menginap berdua di hotel disebut bukan yang pertama kalinya.
“Terus bersangkutan kita tanya, mohon maaf benar bersangkutan mengakui sudah selingkuh dengan istrinya klien, terus istri juga iya benar mohon maaf. Jadi kedua belah pihak sudah mengakui. Mereka sudah sama-sama selingkuh,” terang dia.
Pihak kepolisian mengakui telah menerima laporan dan tengah mengusut kasus ini.
Kapolsek Kaliwungu AKP Asnawi membenarkan adanya laporan terkait perselingkuhan oknum dokter yang terjadi di wilayahnya. Kejadian itu masih dalam penyelidikan polisi.
“Ya benar ada,” jelas Asnawi kepada detikcom.
(*)
