Pensiunan Polisi Sosialisasikan IYL-Cakka di Wajo

Salah seorang purnawirawan polisi di Kabupaten Wajo, Haji Salehe menyosialisasikan IYL- Cakka/ IST

WAJO – Salah seorang purnawirawan polisi di Kabupaten Wajo, Haji Salehe pulang kampung untuk ikut menyosialisasikan IYL-Cakka ke keluarga dan kerabatnya yang tersebar diberbagai pelosok.

Dia mengklaim, kedua bakal Cagub Cawagub itu, teruji dan matang di pemerintahan, nampaknya menjadi salah satu alasan sejumlah elemen masyarakat kenapa harus menjatuhkan pilihan ke pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) di Pilgub Sulsel 2018 mendatang.

Masing-masing dua periode menjabat bupati, bebas dari korupsi, serta lebih memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia ketimbang pencitraan, menjadi bukti jika duet yang menggunakan tagline Punggawa Macakka Ini layak memimpin Sulsel.

“Saya ikhlas mendukung dan membantu beliau (IYL-Cakka). Insya Allah, saya akan ikut menyosialisasikan ke keluarga saya di Wajo,” kata Haji Salehe, yang sejak 10 tahun terakhir bermukim di Kalimantan Timur, Minggu (3/9).

Menurut dia, sekecil apapun peran dan dukungannya, termasuk kekurangan yang dimiliki. Namun hal itu bukan menjadi masalah. Sebab baginya, jauh lebih baik memberikan pilihan ke figur yang tepat, ketimbang ke orang yang justru pernah membuat malu warga Sulsel.

“Kita ikut berdosa kalau ada kandidat yang punya pengalaman di pemerintahan, dan tidak korupsi, baru kita biarkan berjalan sendiri. Ini tanggung jawab kita bersama, jangan membiarkan Sulsel yang sudah baik, jatuh ke tangan kandidat yang belum teruji,” tambahnya.

Sebagai bentuk dukungannya ke pasangan ini, Haji Salehe menyolidkan sejumlah keluarganya di Wajo dengan cara berkunjung bersilaturahmi. Seperti di momen Idul Adha tahun ini.

Di samping itu, ayah dua anak ini juga berbagi ke sesama dengan cara berqurban satu ekor sapi. “Insya Allah, saya akan setiap saat balik ke Wajo menyosialisasikan Pak Ichsan. Biar jumlahnya kecil, tapi itu jauh lebih baik ketimbang berdiam diri. Beliau (IYL-Cakka), saya dengar dari banyak orang, komitmen terhadap kata-katanya. Orang bugis bilang, taro ada taro gau,” pungkasnya.