33 C
Makassar
Saturday, April 20, 2024
HomeNasionalPKUMI Hadirkan 20 Kedubes Bahas Islamophobia dan Antisemitism

PKUMI Hadirkan 20 Kedubes Bahas Islamophobia dan Antisemitism

- Advertisement -

JAKARTA, SULSELEKSPRES.COM -Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) bekerjasama Institut Leimena dengan  mengadakan diskusi internasional bertajuk Islamophobia (anti Islam) and Antisemitism (anti Yahudi) in The World untuk mahasiswa S2 dan S3 PKUMI, guru dan pemuka agama di Masjid Istiqlal, Jakarta.

“Masjid Istiqlal sebagai salah satu masjid terbesar di dunia selalu berusaha menghadirkan dialog antar umat beragama untuk menciptakan perdamaian dunia” papar Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A dalam keterangan PKUMI, Rabu (3/5/2023).

Dialog antar umat beragama harus terus diinisiasi, baik skala nasional dan global untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat soal pentingnya toleransi umat beragama, terang Nasaruddin Umar.

Sementara Direktur PKUMI Prof. Dr. KH. Ahmad Thib Raya, M.A menjelaskan bahwa PKUMI terus memperluas jaringan kerjasama antar negara guna menciptakan ulama moderat dan berwawasan internasional.

“Seminar internasional ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan global mahasiswa PKUMI, atas pentingnya toleransi antar umat beragama di dunia, oleh karenanya kita hadirkan 20 Duber Negara-Negara sahabat khususnya dari Timur Tengah” jelas Prof. Dr. KH. Ahamad Thib Raya, M.A.

Sedangkan Executive Director Institut Leimena Matius Ho menyampaikan bahwa kita adakan program hari ini karena melihat hate speech makin marak lewat media sosial yang akarnya sering kali kita belum mengenal satu sama lain.

Matius mengatakan program ini adalah rangkaian dari program Literasi Keagamaan Lintas Budaya yang telah diadakan selama satu minggu di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Matius mengatakan pihaknya menargetkan program ini kepada guru dan pemuka agama karena menilai guru dan pemuka agama dapat membantu penyelesaian masalah intoleransi beragama dari akarnya dengan menyalurkan pengetahuan tentang literasi dalam toleransi beragama kepada murid-muridnya.

“Program ini sudah meluluskan 4.000 guru di seluruh Indonesia dan sudah berjalan selama dua tahun,” sambung Matius.

Matius menjelaskan setelah acara ini akan ada program lanjutan untuk dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar bisa mengajarkan nilai toleransi di dalam kelas.

Matius mengatakan saat ini pihaknya bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, serta sejumlah pondok pesantren di dalam dan luar jawa.

Acara ini dihadiri oleh 20 Dubes Negara sahabat diantaranya (Dubes Maroko, Dubes Uni Emirat Arab, Dubes Oman, Dubes Mesir, Dubes Pakistan, Dubes Iran, Dubes Irak, Dubes Amerika Serikat, Dubes Turki dll), Direktur Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal Ahmad Thib Raya, Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Alwi Shihab, Direktur Hubungan Muslim-Yahudi American Jewish Committee Ari Gordon, dan Perwakilan Indonesia untuk ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) Yuyun Wahyuningrum sebagai pembicara serta puluhan duta besar dan perwakilan dari negara sahabat.

PKUMI adalah program targetted beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kerjasama Masjid Istiqlal, Kementerian Agama RI, KemenPPPA RI dan Universitas PTIQ yang dikelola oleh PKUMI. Program PKUMI telah menerima mahasiswa S2 dan S3 dua angkatan, penerimaannya dilakukan dua kali setiap tahun.

spot_img

Headline

Populer

spot_img