31 C
Makassar
Saturday, April 20, 2024
HomeMetropolisPP-IMPPAK Kupas Peran Pemuda Ditengah Krisis Demokrasi

PP-IMPPAK Kupas Peran Pemuda Ditengah Krisis Demokrasi

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Pemuda Pelajar Indonesia Kolaka (PP-IMPPAK) kota Makassar menggelar Dialog Kepemudaan.

Dialog yang berlangsung di Inkopi, Jalan Batua Raya, kota Makassar, mengupas terkait peran pemuda dalam menjemput bonus demografi di tengah krisis demokrasi, Selasa (27/10/2020) malam.

Dalam forum ini, Andi Muh. Aswar Darwis, selaku salah satu narasumber mengatakan, saat ini nalar pemuda sedikit tergerus. Hal ini berimbas pada mental dan nyali pemuda untuk melakukan perubahan.

Menurutnya, hal ini tercermin pada gerakan mahasiswa di kota Makassar yang ia anggap kurang tepat sasaran dan terkesan berjalan sia-sia. Dengan begitu, gerakan pemuda mahasiswa hari ini butuh evaluasi mendalam agar bisa lebih efektif kedepannya.

“Kita lihat, baru-baru ini marak aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law. Sayangnya, yang demo tidak membaca, yang didemo juga begitu. Jadi ini tidak tepat sasaran,” ujarnya.

“Mahasiswa teriak-teriak membela buruh, merusak fasilitas umum, tapi tidak ada juga buruh yang dilibatkan. Tidak tau juga siapa yang diperjuangkan. Ini perlu evaluasi teman-teman,” tegasnya.

Senada dengan Aswar, Bahtiar Maddatuang mengatakan bahwa daya kritis dan ketajaman analisis mayoritas kaum muda memang perlu dievaluasi. Sebab hanya sebagian kecil saja yang bisa melihat dan menganalisis, serta mampu bertanggung jawab atas kapasitas yang ia miliki.

Menurut Bahtiar, berdasarkan riset yang ia lakukan di kabupaten Kolaka, ada perusahaan tambang yang nyaris 100 persen dikuasai oleh Cina. Banyak warga lokal yang menolak, tetapi tidak mampu berbuat apa-apa pada saat berhadapan.

“Saya pernah riset di sana. Ada tambang yang di dalamnya itu hampir 100 persen Cina. Teman-teman pemuda kemudian menolak. Tetapi pada saat berhadapan, ya tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar ketua STIE Amkop Makassar tersebut.

Kondisi ini, menurut Bahtiar, tidak lepas dari daya kritis dan analisis yang kian tumpul. Bahkan, ia juga membandingkan kejadian di masa dirinya mahasiswa dengan kondisi kekinian.

Dahulu, Sultra eksis dengan hasil bumi Kakao. Mereka bisa sejahtera. Tetapi saat ini, pangsa dan harga pasar sudah bergeser bahkan dikuasai oleh asing.

Dengan begitu, ia berharap Sultra bisa kembali berjaya dengan sumber daya alamnya. Sebab, menurutnya, Sultra merupakan Provinsi kaya di Sulawesi, bahkan di Indonesia.

“Jadi di tangan teman-teman pemuda, mari kita kembalikan kejayaan Sultra yang dikenal dengan SDA nya. Daerah kita adalah provinsi kaya, baik di Sulawesi bahkan di Indonesia,” tegas Bahtiar.

Selain kedua narasumber di atas, turut hadir pula Abdul Azis Saleh (ketua PBHI Sulsel) dan Bahar Ngitung (anggota DPD/MPR RI Periode 2014-2019), yang juga bertindak sebagai narasumber.

Penulis : Widyawan Setiadi

spot_img

Headline

Populer

spot_img