Presiden Tegaskan Semua WNI di Malaysia Harus Punya Paspor

Presiden Joko Widodo bersama WNI di Malaysia/ KEMLU.GO.ID

MALAYSIA, SULSELEKSPRES.COM – Selepas menghadiri konsultasi tahunan ke-12 Indonesia-Malaysia, Presiden Joko Widodo bertemu dengan masyarakat Indonesia di Sarawak yang digelar di Stadium Perpaduan, Kuching Sarawak, Malaysia. Rabu (22/11).

Dalam pertemuan yang tidak kurang dihadiri 7.000 orang itu, Presiden Jokowi mengingatkan agar semua WNI harus memiliki Paspor. “Semuanya harus pegang paspor, yang belum pegang paspor segera urus di Konjen,” tutur Presiden dilansir dari situs resmi kementerian luar negeri, Kamis (23/11/2017).

Presiden Jokowi pun berjanji dalam proses pengurusan paspor tidak ada pungutan lain selain harga resmi dan pelayanan yang cepat di KBRI maupun di konsulat jenderal. Bahkan dirinya telah memerintahkan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia dan juga Konsul Jenderal RI Kucing, Johar Gultom untuk memberikan kemudahan dalam proses pengurusan paspor.

“Semua yang berurusan dengan paspor dipercepat, tidak ada pungutan lain selain harga yang resmi,” kata Presiden.

Jangan sampai ada warga negara Indonesia yang tidak memiliki paspor karena dalam proses pengurusan paspor dipersulit. “Saya tidak mau rakyat kita tidak pegang paspor gara-gara ada yang mainin masalah paspor,” ucap Presiden.

Selain paspor, Presiden juga mengingatkan agar anak-anak Indonesia yang lahir memilliki akte kelahiran. “Anak-anak yang lahir semuanya diurus akta kelahirannya di konjen, agar nanti kalo sudah dewasa ada pegangan hukumnya,” ucap Presiden.

Untuk yang belum memiliki akte kelahiran, Presiden minta agar diurus di konsulat jenderal. “Jangan sampai anak-anak kita tidak memiliki akte kelahiran, karena anak-anak kita semuanya harus sekolah,” ujar Presiden.

Presiden juga mengingatkan agar anak-anak yang berada di Sarawak untuk bersekolah. Dalam konsultasi tahunan ke-12 yang baru saja diikutinya, Presiden telah meminta ke PM Najib untuk membangun sekolah.

Tahun ini telah dibangun 19 Community Learning Center (CLC) tempat sekolah. “Target sampai Juli 2018 adalah 50 CLC sekolah. Jangan sampai ada anak-anak kita yang tidak sekolah. Masa depan Indonesia ada di anak-anak kita,” ujarnya.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana.