25 C
Makassar
Monday, December 23, 2024
HomeRagamRisiko Serangan Jantung saat Bersepeda pada Pemula

Risiko Serangan Jantung saat Bersepeda pada Pemula

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Bersepeda memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan jiwa seseorang. Hanya saja, melakukannya secara berlebihan justru bisa berakibat buruk bagi kesehatan.

Belakangan olahraga bersepeda sedang populer di kalangan masyarakat di mana kebugaran harus tetap dijaga. Melihat hal ini, pendiri Mainsepeda.com, Azrul Ananda, mengingatkan ada beberapa kejadian serangan jantung yang menimpa saat bersepeda.

“Saat pandemi COVId-19 ini orang semakin banyak berolahraga, termasuk bersepeda. Yang berbahaya adalah pemula yang tidak tahu cara yang benar, lalu timbul hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Azrul dalam acara bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di akun YouTube BNPB, dilansir dari hellosehat.com.

Bulan lalu, seorang laki-laki 48 tahun berinisial H meninggal saat sedang beristirahat setelah bersepeda di Monas. Kepala Kepolisian Sektor Gambir, Ajun Komisaris Besar Kade Budiyarta mengatakan bahwa dokter telah mengonfirmasi H meninggal karena serangan jantung.

“Risikonya bisa serangan jantung dan stroke. Sudah banyak kasus seperti itu,” tutur Azrul.

Mulai menggemari olahraga harus diimbangi dengan pengetahuan seputar olahraga tersebut secara baik dan benar. Olahraga harus mengikuti langkah-langkah yang sesuai karena jika memaksakan diri dan terlalu berat bisa membahayakan kesehatan.

Bagaimana porsi olahraga berlebihan bisa berakibat pada serangan jantung?

Saat olahraga seperti bersepeda, jantung akan berdetak lebih cepat karena harus memompa darah terus menerus, padahal kemampuan jantung ada batasnya.

“Kita harus terbuka terhadap kemungkinan bahwa ada batas dalam bersepeda dan jika melewati batas tersebut bisa berakibat buruk pada jantung,” ujar ahli jantung dr. James O’Keefe.

Dokter O’Keefe mengatakan olahraga kardio yang berlebihan menyebabkan sejumlah kerusakan kecil dalam jangka pendek. Kemudian cedera kecil ini berubah menjadi cedera jangka panjang yang lebih berat yang dapat melukai jantung dan pembuluh darah.

“Seiring waktu, perubahan jangka panjang ini meningkatkan risiko serangan jantung, arteri koroner dan beberapa kasus bisa terjadi henti jantung,” jelas dr. O’Keefe.

Kondisi ini juga bisa terjadi pada atlet jika tidak memperhatikan porsi latihan dan kondisi tubuh. Sebuah studi menjelaskan bahwa olahraga semacam atletik bisa memberikan beban pada kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) dan dapat menimbulkan risiko gagal jantung yang tidak terdeteksi.

Dalam olahraga rekreasi (termasuk di dalamnya bersepeda) kejadian kematian jantung mendadak dapat meningkat, apalagi jika individu tersebut memiliki penyakit penyerta. Hal ini karena banyak individu yang lebih tua berpartisipasi dalam olahraga ini.

Tapi hal ini tidak berarti Anda harus meletakan sepeda dan tidak memakainya lagi. Bersepeda secara seimbang merupakan resep terbaik untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

Bagaimana menyesuaikan lamanya olahraga bersepeda?

Saat melakukan olahraga kardio yang melatih jantung seperti bersepeda, Anda mungkin merasakan detak jantung lebih cepat yang membuat dada sakit. Saat seperti ini, Anda harus istirahat untuk mengembalikan denyut jantung kembali normal, baru bisa melanjutkan olahraga lagi.

Para ahli sepakat, baik itu bagi penggemar olahraga, pemula, maupun yang sudah berpengalaman (para senior), aktivitas fisik bagus untuk kesehatan Anda.

Untuk masyarakat umum, The American Heart Association (asosiasi ahli jantung Amerika) merekomendasikan minimal 150 menit aktivitas fisik (moderat) sedang per minggu.

Olahraga dengan kapasitas sedang misalnya aktivitas seperti gerak jalan, jogging, berenang, bersepeda ringan. Secara umum, aktivitas moderat akan membuat Anda bebas untuk melakukan percakapan saat Anda aktif.

Jika Anda memiliki gejala tertentu, riwayat penyakit jantung, atau faktor yang mengacu pada serangan jantung, konsultasikan pada dokter Anda sebelum memulai olahraga bersepeda atau mengganti jenis dan porsi olahraga.

Sumber: Hellosehat.com

spot_img
spot_img

Headline

spot_img