SULSELEKSPRES.COM – Upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, salah satunya dengan menggelar vaksinasi masal secara gratis. Upaya ini diharapkan bisa diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, agar dapat terbebas dari pandemi.
Akan tetapi, meski vaksin sudah diberikan kepada hampir seluruh lapisan masyarakat, tetapi risiko infeksi virus corona tetap sangat mungkin terjadi. Vaksin tidak sepenuhnya memberikan perlindungan untuk tubuh dari bahaya paparan virus, tetapi hanya membuat gejala yang muncul lebih ringan apabila infeksi virus tetap menyerang.
Sama halnya dengan penularan virus corona. Vaksin yang diberikan tentu memiliki efikasi dalam menghalau paparan virus. Jadi, infeksi masih memiliki peluang besar untuk tetap terjadi. Namun, bagi orang-orang yang sudah divaksin, risiko gejala yang muncul bisa dibilang lebih ringan jika dibandingkan dengan orang-orang yang belum mendapatkan vaksin.
Delta, Varian Virus Corona yang Lebih Menular
Dilansir dari halodoc.com, telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa virus corona varian Delta jauh lebih menular. Seseorang dengan varian Alpha, varian virus corona pertama yang terdeteksi dapat menginfeksi dua orang lainnya. Namun, seseorang yang terinfeksi varian Delta berisiko menularkan hingga mendekati lima orang atau bahkan lebih. Tak hanya itu, mereka yang membawa virus Delta memiliki viral load yang lebih tinggi, yang berarti mereka membawa lebih banyak virus yang dapat menyebar ke orang lain.
CDC mengatakan bahwa varian Delta sama menularnya dengan cacar air. Hal itu berarti Delta dapat menyebar ke lebih banyak orang dalam periode waktu yang lebih singkat, meningkatkan risiko yang berbahaya bagi orang-orang yang tidak mendapatkan vaksinasi. Itulah sebabnya CDC sekarang merekomendasikan semua orang memakai masker di dalam ruangan, termasuk anak-anak yang terlalu muda untuk divaksinasi dan harus menjalani sekolah tatap muka.
Vaksin dan Varian Delta
Meski para ahli sangat khawatir dengan infeksi virus corona varian Delta, tetapi mereka mengatakan ada harapan karena vaksin, yaitu vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca bisa membantu mencegah orang mengembangkan kasus COVID-19 yang parah yang dapat berujung pada kematian.
Berdasarkan sebuat studi yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine, para peneliti di Inggris menemukan bahwa hanya ada perbedaan kecil dalam efektivitas vaksin dalam vaksin Pfizer dan AstraZeneca terhadap varian Delta, dibandingkan dengan varian Alpha setelah seseorang menerima dua dosis yang direkomendasikan.
Juga, sebuah studi baru dari Imperial College London menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi penuh cenderung tidak menularkan virus ke orang lain. Tentunya, ini menjadi kabar baik bagi orang-orang yang mendapatkan vaksin dan ingin berkumpul dengan mereka yang turut mendapatkan vaksin yang tidak tinggal dalam satu atap.
Laporan CDC baru menunjukkan bahwa sejak 26 Juli kemarin, hanya ada 6.587 laporan infeksi terobosan yang mengakibatkan rawat inap atau kematian di antara 163 juta orang yang telah mendapatkan vaksinasi secara lengkap. Berdasarkan data tersebut dan berbagai simpulan yang telah didapatkan oleh para pakar, bisa disebutkan bahwa vaksin memberikan perlindungan yang kuat terhadap varian Delta, dan melindungi kamu, keluarga, serta orang terdekat lainnya.
Inilah mengapa, kamu diwajibkan untuk mendapatkan vaksin selain disiplin menjalankan protokol kesehatan. Ikuti instruksi pemerintah dan segera lakukan vaksinasi pada tempat yang telah disediakan sehingga tubuh segera terlindungi dari bahaya infeksi virus corona varian Delta.
Memang, akan selalu ada kemungkinan terjadinya kasus dasar, tetapi vaksin sangat mengurangi tingkat keparahan kasus tersebut. Namun, kamu juga tetap perlu disiplin untuk memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas jika tidak diperlukan, dan tak kalah pentingnya, mencuci tangan setiap kamu selesai beraktivitas, sebelum makan, dan setelah menggunakan toilet.
Sekadar diketahui, laman Satgas Covid-19 menyebutkan, pada 30 Agustus 2021, Indonesia kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-45 sebanyak 9,2 juta dosis bahan baku (bulk) vaksin dari Sinovac.
Hingga akhir Agustus total vaksin COVID-19 sudah lebih dari 217,9 juta dosis vaksin, baik dalam bentuk bulk maupun vaksin jadi.
Indonesia masih akan menerima kedatangan vaksin tahap berikutnya, bukti nyata pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional.