26 C
Makassar
Friday, April 19, 2024
HomeRagamSkripsi Ditolak Nyawapun Hilang

Skripsi Ditolak Nyawapun Hilang

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Menjelang akhir studi di Universitas, Skripsi menjadi momok tersendiri bagi para mahasiswa semester tingkat akhir. Penyelesaian studi mengaharuskan untuk melalui tahapan ujian skripsi.

Tak sedikit orang menjadikan skripsi bahan candaan bisa membuat mahasiswa stres berat. Tak disangka, candaan ini benar-benar menjadi kenyataan. Seorang mahasiswa bernama Markolop Marko Manurung ditemukan gantung diri di rumahnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang pada 21 November 2018 kemarin.

BACA: Wakil Ketua III Stikes Mega Resky Lantik 46 Pengurus Komunitas Aksi

Menurut orang-orang terdekatnya, mahasiswa berusia 23 tahun ini sempat membicarakan tentang skripsinya yang ditolak beberapa kali oleh dosen pembimbing. Ia pun mengalami stres berat akibat hal ini. Diduga, kondisi stres inilah yang membuatnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

“Anaknya baik. Menurut keluarganya, korban memang sedang mengalami masalah di kampus. Katanya skripsinya ditolak oleh dosen hingga mengalami depresi,” ungkap salah seorang tetangga Markolop dilansir sulselekspres dari laman doktersehat, Jumat (23/11/2018).

BACA: Cerita Korban Pelecehan Seksual oleh Dosen: Dia Ajak Saya ke Hotel

Korban ditemukan dalam kondisi telah tergantung dengan tali nilon besar di dalam kamar sekitar pukul 18.00 malam. Meski sempat dilarikan ke klinik terdekat, nyawa Marko tak lagi tertolong.

Warga setempat menyebut Marko sebagai anak yang baik dan pendiam sehingga tidak menyangka jika ia sampai mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini. Hanya saja, Marko memang dikenal tidak banyak berteman dan selalu langsung pulang ke rumah setelah kuliah.

BACA: Wanita yang Diamankan di “Mobil Goyang” Adalah Mahasiswa Aktif di Makassar

Anggota kepolisian setempat yang menangani kasus ini, Kompol Faidil Zikri menyebut pemeriksaan di TKP dan data dari saksi-saksi menghasilkan fakta bahwa sang korban meninggal dunia akibat bunuh diri karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan apapun. Keluarga korban juga sudah meminta pihak kepolisian untuk tidak melakukan autopsy demi bisa segera melangsungkan pemakaman.

Masih banyak orang yang menganggap stres atau depresi sebagai hal yang biasa saja. Bahkan, seringkali orang yang mengalami kondisi gangguan mental ini dianggap sebagai orang yang lemah atau kurang beriman. Padahal, masalahnya lebih pelik dari itu.

BACA: Seorang Mahasiswa Ditemukan Bersimbah Darah di Kamar Hotel di Makassar

Stres dan depresi bisa membuat seseorang memutuskan untuk bunuh diri karena korban sama sekali tidak lagi melihat jalan keluar dari kondisi yang dialaminya. Jika mereka masih bertahan, bisa jadi hal ini akan memicu datangnya gangguan kesehatan fisik yang parah seperti hipertensi atau serangan jantung.

Karena alasan inilah, jika sampai ada teman atau anggota keluarga yang mengalami stres, sebaiknya kita mendukung atau membantunya sehingga mereka pun bisa segera melaluinya dan kembali hidup dengan normal.

Editor: Andika
spot_img

Headline

Populer

spot_img