MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pemberlakuan ujian nasional (UN) bagi siswa dianggap sebagai beban bagi sejumlah kalangan. Sebab penentuan kelulusan hanya mengacu pada standar hasil ujian nasional saja.
Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya konsep “Merdeka Belajar” yang digodok oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Nadiem Makarim.
Lahirnya konsep belajar mengajar yang baru tersebut ditandai dengan empat poin instrumen yang dikeluarkan oleh Mendikbud.
Salah satu dari empat instrumen tersebut adalah menggantikan ujian nasional (UN) dan digantikan oleh ujian assestment.
Hal ini dibenarkan oleh Pelaksana tugas (Plt) kepala biro (Kabiro) kerjasama dan hubungan masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ade Erlangga.
“Jadi tahun ini akan diterapkan Ujian Sekolag Berstandar Nasional (USBN). Ujian ini diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Jadi tidak harus lagi ada pengawasan dari sekolah ini ke sekolah ini,” ujar Ade kepada awak media di Bugis Cafe, jalan Antang Raya, Sabtu (7/3/2020).
Lebih jauh Ade Erlangga menyampaikan mulai tahun 2021 ujian nasional bakal ditiadakan. UN nantinya akan digantikan dengan ujian assesment atau evaluasi.
“Jadi mulai tahun depan (2021) ujian nasional itu sudah tidak ada. Nanti akan digantikan dengan ujian assestmen,” beber Ade Erlangga.
“Jadi assestmennya itu dimulai dua tahun sebelumnya, bukan di akhir. Kalau UN kan di akhir, sekarang tidak, evaluasinya itu dua tahun awal.”
“Pasti akan tetap ada ujian, tapi cuma ujian kompetensi standar saja. Karena kan kasihan kalau nilai UN saja yang jadi tolok ukur kelulusan. Sementara nilai UN kadang tidak berbanding lurus dengan soft skill,” terang Ade.
