MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pj Walikota Makassar, Rudy Djamaluddin, menanggapi rekaman suara diduga salah seorang pejabat yang menekan bawahannya terkait Pilwali Makassar 2020.
“Nda itu. Kita mendukung semua calon. Yang terpenting terpilih pemimpin kota Makassar yang betul-betul mau membangun kota Makassar,” kata Prof Rudy, Rabu (4/11/2020).
Rudy menegaskan bahwa mengenai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang harus netral sudah ada aturannya. Sehingga tinggal diimplementasikan.
“Konsekunsi bagi ASN yg tidak netral, Kalau ASN yang tidak netral itu semua aturannya sudah ada. Dari kemendagri maupun dari Bawaslu. Tinggal dilaksanakan mekanismenya,” tegasnya.
Menurutnya perlu ada data yang jelas jika memang ada ASN yang tidak memegang prinsip netralitas dalam pilwali. Sehingga tidak serta merta untuk bisa diberikan sanksi.
Rekaman suara berdurasi 10:22 yang diduga Pejabat di Kecamatan Ujung Tanah itu terdengar memberikan ultimatum kepada bawahannya.
“Saya sengaja tidak pakai mic dan saya bisukan hp saudara oleh karena ultimatum yang akan saya sampaikan. Ini sifatnya rahasia dan untuk kepentingan kita bersama,” tegasnya seperti dikutip dari rekaman yang beredar tersebut.
“Jadi yang pertama adalah karena pemerintah Ujung Tanah telah merekomendasikan anda menjadi tenaga kontrak khususnya tenaga sukarela terima kasih karena belum ada gajinya. Tetapi insya Allah kita akan mengupayakan,” ujarnya.
“Tetapi kalaupun sudah kita minta untuk diarahkan, kita minta untuk budi baiknya, pengertiannya, karena kita juga didesak dari atas. Sesuai dengan ultimatum Pak camat, tentu saja. Mohon maaf kalau periode berikutnya anda tidak masuk lagi,” tekannya.