27 C
Makassar
Friday, March 29, 2024
HomeRagamWarnai Ruang Digital dengan Pesan Damai dan Toleransi

Warnai Ruang Digital dengan Pesan Damai dan Toleransi

Penulis(*)
- Advertisement -
- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 13 Agustus 2021 di Gowa, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital”.

Webinar kali ini dipandu Ady Putong selaku moderator dan menghadirkan empat narasumber, yaitu Korbid Media dan Humas FKPT Sulsel, Herwanita; jurnalis, penulis, dan pengusaha, Imam Dzulkifli; dosen Universitas Pancasila dan pegiat Japelidi, Fitria Angeliqa; serta Urban Planner, pemusik dan kreator konten, Jemianto Allokendek. Kegiatan webinar kali ini dihadiri oleh 661 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Pemateri pertama adalah Jemianto Allokendek yang membawakan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Menurut dia, mengeluarkan pendapat di media sosial merupakan hak setiap orang dan ciri demokrasi. “Namun, kebebasan berpendapat di aplikasi percakapan dan media sosial bisa memicu konflik jika tidak bijak dan tak paham norma,” ujarnya.

Berikutnya, Imam Dzulkifli menyampaikan materi berjudul “Alamat Palsu Tak Sesederhana Berita Palsu”. Dia mengatakan, warganet perlu mengenali ciri-ciri hoaks dengan cara memperhatikan judul, mencermati tautan, dan selidiki sumber informasi. “Disarankan mencari informasi dari website mainstream dibandingkan media sosial,” terangnya.

BACA JUGA :  Pandai Menggunakan Lokapasar dan Kiat Tepat Memilih Instrumen Investasi

Sebagai pemateri ketiga, Herwanita membawakan tema tentang “Tangkal Radikalisme dan Terorisme Melalui Literasi Digital”. Dia mengajak generasi muda untuk mewarnai ruang digital dengan pesan damai, mengunggah video pendek bernuansa toleransi, moderasi agama, dan nasionalisme. “Mari bersama mencegah terorisme dan memformulasikan konten anti radikalisme demi Indonesia damai dan toleransi,” pesannya.

Adapun Fitria Angeliqa, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Digital Safety: Jaga Sekarang, Aman Kemudian”. Fitria menyarankan untuk berperilaku sewajarnya dan berkata sesuai konteks di ruang digital. Terlebih, media sosial sangat terbuka dan bisa diakses siapa saja. “Diri pribadi lah yang harus mengontrol dalam bermedia sosial,” tegasnya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, moderator melanjutkan kegiatan dengan sesi tanya jawab yang disambut hangat para peserta. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

“Apa saja langkah pemerintah memberantas radikalisme yang terjadi di Indonesia?” tanya Sumarni, salah satu peserta. Herwanita menerangkan, berbagai upaya sudah ditempuh pemerintah, di antaranya melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan dua program, yaitu kontra radikalisme dan deradikalisme. “Kemenkominfo juga sudah memblokir ribuan situs yang menyebarkan terorisme,” sebutnya.

spot_img

Headline

Populer