SULSELEKSPRES.COM – Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada banyak kegiatan masyarakat. Bahkan, akibat virus ini banyak orang yang merasa was-was untuk datang ke rumah sakit.
Saat mengalami gejala sakit tentu kita merasa tidak nyaman dan ingin cepat sembuh. Sayangnya, datang ke rumah sakit belakangan ini bukan lagi menjadi satu-satunya pilihan yang dapat membuat kita merasa tenang.
Hal ini karena di rumah sakit berpotensi terinfeksi covid-19. Namun, membiarkan gejala sakit tanpa segera ditangani akan membuat tubuh menjadi lemas, sakit bertambah, dan imun terganggu sehingga makin riskan tertular covid-19.
Sebagaimana kita ketahui, walau vaksinasi sudah dilakukan secara massal dan situasi negara perlahan membaik. Tetapi, pandemi belum usai. Malahan di sebagian negara kembali mencatat kenaikan kasus covid-19. Itu sebabnya, kita harus tetap waspada sebab ketidakpastian kapan pandemi ini berakhir dapat menyebabkan kita merasa bosan lalu menjadi lalai.
Bentuk kewaspadaan yang dapat kita lakukan adalah dengan vaksinasi covid-19, mematuhi protokol kesehatan saat di ruang publik, dan menjaga sistem imunitas agar tetap baik sebab sistem imun yang bekerja baik dapat membantu mencegah dari risiko kelelahan dan melindungi tubuh dari berbagai serangan penyakit termasuk serangan virus covid-19.
Semua orang tentu ingin selalu sehat tapi virus ini dapat menular begitu cepat, dapat terjadi kapan saja, dan pada siapa saja. Selain karena penyebaran berbagai virus dan bakteri, ada juga faktor lain yang dapat menyebabkan menurunnya kesehatan dan menyebabkan manusia mudah terkena penyakit, seperti polusi udara, lingkungan yang tercemar, dan kualitas bahan pangan yang kurang baik.
Adapun fasyankes merupakan tempat yang sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis dan obat untuk kesembuhan. Tetapi, pandemi yang belum usai dan pemberlakuan PPKM yang masih berlangsung hingga saat ini menyebabkan adanya pembatasan mengakses fasyankes demi mencegah penularan virus covid.
Beberapa ketentuan diterapkan sehingga prosedur tindakan medis menjadi lebih panjang. Misalnya, harus tes swab PCR, Rontgen thorax, dan prosedur medis lainnya sebelum dilakukan tindakan medis oleh dokter. Termasuk juga keluarga yang akan merawat pasien harus melakukan tes swab.
Lalu, bagaimana jika kita terkena risiko sakit? Karena datang ke rumah sakit bukanlah pilihan utama maka kita dapat memanfaatkan teknologi, yaitu telekonsultasi untuk bertemu dengan dokter secara online.
Hal ini dikatakan CEO & Co-Founder Rey Evan Tanotogono yang menghadirkan Rey (rey.id), startup health insurtech berbasis aplikasi yang menyediakan layanan kesehatan sebagai solusi sulitnya mengakses fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) saat pandemi.
“Keterbatasan mengakses fasyankes bisa memperlambat proses pengobatan. Namun, masyarakat kini dapat memanfaatkan telekonsultasi untuk berinteraksi dengan dokter sehingga pasien dapat segera mendapatkan solusi atas keluhan rasa sakitnya, tidak membutuhkan waktu tunggu untuk mengantri sebagaimana jika berobat rumah sakit, dan tidak perlu biaya dan waktu ekstra untuk perjalanan ke rumah sakit. Selain itu, tidak perlu lagi merasa khawatir akan risiko penularan covid-19,”sebut Evan dalam keterangannya kepada Sulselekspres, Selasa (2/11/2021)
Kehadiran aplikasi kesehatan tentu akan membantu masyarakat mendapatkan pengobatan terutama pada penyakit ringan dan juga membantu menjaga finansial keluarga sebab menghemat biaya pengobatan karena biaya konsultasi cenderung lebih murah serta dapat dilakukan dengan mudah kapan saja, juga tidak ada biaya transportasi karena tidak perlu lagi ke rumah sakit. Bahkan bagi pengguna aplikasi Rey akan lebih berhemat lagi, sebab Member Rey dapat melakukan pemeriksaan gejala mandiri, telekonsultasi dengan dokter, dan mendapatkan obat sesuai resep dokter. Obat tersebut akan diantar sampai ke rumah. Semua dapat diakses gratis karena biaya ditanggung oleh Rey sesuai paket manfaat yang telah dipilih oleh pengguna (Member Rey).
“Kami menawarkan asuransi jiwa dan kesehatan dalam program Membership berbasis langganan (subscription). Preminya terjangkau dan lebih murah dari berlangganan film atau musik online, yaitu sebesar Rp69 ribu/bulan sudah bisa menikmati ekosistem layanan kesehatan berkualitas dalam bentuk digital. Para Member pun tidak perlu merasa khawatir soal keakuratan diagnosa sebab aplikasi Rey telah menggunakan teknologi Artificial Intelligence yang memampukan para pengguna melakukan self-diagnostics,” tambah Evan.
Keakuratan diagnosis mengemuka seiring maraknya aplikasi kesehatan yang menawarkan kemudahan untuk berkonsultasi dengan dokter secara online. Kekhawatiran ini dijawab Evan bahwa pada Rey ada tahapan pengecekan kesehatan sendiri atau Self-diagnostics. Ini berguna untuk menentukan diagnosa awal dengan lebih baik dan akurat sebelum mendapatkan diagnosa lanjutan dari dokter. “Self-diagnostics dengan memanfaatkan aplikasi kesehatan yang diagnosanya akurat saat melakukan telekonsultasi dapat menjadi masukan secara holistik bagi dokter untuk membuat post diagnosa terkait gangguan kesehatan yang dialami pasien dengan lebih efektif dan efisien,” ujar Evan.
Layanan kesehatan digital diharapkan dapat memberikan diagnosa yang akurat agar pengguna dapat merasa tenang dan mendapatkan pengobatan yang tepat. “Saat tidak memungkinkan berkunjung ke fasyankes lalu memanfaatkan telekonsultasi dengan dokter dengan menggunakan aplikasi kesehatan yang akurat akan membantu masyarakat mendapatkan informasi yang tepat mengenai mengenai penyakit dan pengobatan pada sumber yang benar, yaitu ke dokter. Ketimbang mencari-cari informasi di search engine atau bertanya kepada teman dan keluarga. Dengan memanfaatkan aplikasi Rey, Member akan terhindar dari salah persepsi dalam menangani keluhan kesehatan dan terhindar dari sembarang mengonsumsi obat karena mereka mendapatkan tips, diagnosa, dan resep dari dokter,” tutup Evan.
Demi memantapkan kehadiran Rey di Indonesia, sebagai start-up health insurtech berbasis aplikasi, yang berfokus pada asuransi kesehatan, jiwa dan penyakit kritis, Rey ingin semakin dekat dengan masyarakat melalui kontes berhadiah menarik bagi Member baru yang memberikan ulasan pada produk yang diambil pada periode 1 Oktober – 11 November 2021. Pemenang terpilih bisa mendapatkan Samsung Galaxy A52S 5G, sepeda lipat united stylo 20 inch, treadmill xiaomi Kingsmith WalkingPad C1,smartwatch Samsung galaxy fit 2, dan smart body fat scale Xiaomi. Kunjungi: rey.id/blog/kabar/lomba-reyward/