MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pakar Ahli Tanah Sulawesi Selatan, Tri Hartanto, mengatakan beberapa poin penyebab banjr di kota Makassar, termassuk tiga hal pokok yang bisa dilakukan untuk mengatasi banjir yang terjadi di kota Makassar.
Hal itu diungkapkan oleh Tri Hartanto dalam agenda konferensi pers terkait potensi cuaca ekstrem yang bakal terjadi di Sulawesi Selatan beberapa hari kedepan, yang berlangsung d sekretariat Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) cabang Sulawesi Selatan, jalan Tun Abdul Razak, Kompleks Citraland Celebes, kota Makassar.
Dalam kesempatan tersebut ketua HATTI Sulsel tersebut mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menjad penyebab pokok terjadinya banjir di kota Makassar.
Tri mengatakan bahwa tekstur permukaan tanah di kota Makassar ini adalah tanah dengan butiran kecil, sehingga sangat sulit untuk menyerap air dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat.
Selain itu, intensitas pembangunan berbahan dasar beton juga menjadi salah satu penyebab serapan air cenderung berkurang. Sehngga air hujan yang turun tidak bisa hilang dengan cepat.
Imbas dari pembangunan yang begitu massif juga menyebabkan permukaan tanah cenderung menurun, sebab beban berat yang di tampung sangat besar. Hal ini juga berpengaruh terhadap mudahnya air tergenang.
“Jadi waktu kecil saya tinggal di Pettarani. Kalau hujan lebat berhari-hari pun tidak ada genangan besar yang timbul. Kalau sekarang hujan beberapa jam saja genangan sudah di mana-mana,” buka Tri.
“Itu tentu dipengaruhi dengan jumlah serapan yang semakin sempit. Karena dulu ruang terbuka banyak, sekarang berubah jadi aspal dan beton,” beber pria berkacamata tersebut.
Lebih lanjut Tri menyampaikan bahwa beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi banjir di kota Makassar. Salah satunya adalah membuat saluran ke pembuangan terakhir, sebab serapan sudah tidak efektif untuk mengatasi banjir.
“Jadi air hujan yang turun ke tanah itu bisa diatasi dengan tiga hal supaya banjir tidak terjadi. Pertama, air hujan langsung merresap kedalam tanah, yang kedua air ditampung di waduk, dan yang terakhir air harus dialirkan ke pembuangan terakhir,” ujarnya.
“Kala di Makassar ini kan kondisi yang paling memungkinkan ya memperbaiki saluran pembuangan. Salurannya diperbaiki dan diperbesar, supaya air bisa dialirkan ke pembuangan terakhir,” terangnya.
Penulis : Widyawan Setiadi