SULSELEKSPRES.COM – Rocky Gerung mengkritik Presiden Jokowi soal pernyataan ‘hidup berdamai dengan corona’.
Menurutnya, keinginan berdamai dengan virus corona adalah bentuk pasrah dan keputusasaan. Istilah tersebut dikeluarkan lantaran sudah tidak tahu mau bikin apa lagi untuk melawan virus tersebut.
“Berdamai dengan corona artinya berdamai dengan musuh. Ngga tahu proposalnya corona apa, proposalnya Jokowi jelas supaya longgarkan,” kata Rocky Gerung melalui video podcast yang tayang dichannel Youtube Rocky Gerung official, (11/5/2020).
“Istilah berdamai itu istilah yang fatalistik. Artinya ngga tahu mau bikin apa lagi,” tambahnya.
Dia mengatakan, meminta berdamai dengan corona adalah suara hati Presiden. Hal ini juga dianggap lantaran adanya informasi yang diberikan kepada Presiden yang kacau balau.
“Artinya sudah anggap naikin bendera putih, dan itu akibatnya panjang. Sekali orang berdamai dengan ketidaktahuan artinya dia menyerahkan diri untuk diikat di tiang sendirian oleh musuh-musuhnya,” ujarnya.
Sebelumnya, lewat saluran YouTube Setpres, Minggu (7/5) lalu, Presiden Jokowi menyampaikan kemungkinan kasus COVID-19 di Indonesia masih bisa naik dan turun secara fluktuatif. Jokowi mengatakan sebelum ada vaksin COVID-19, masyarakat harus berdamai dengan virus ini.
“Ada kemungkinan masih bisa naik lagi, atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi, dan seterusnya. Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan COVID untuk beberapa waktu ke depan,” ujar Jokowi.
Pihak Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin juga sudah mengurai maksud dari pernyataan Presiden soal berdamai dengan corona. Frasa ‘hidup berdamai’ diartikan sebagai penyesuaian baru dalam tatanan kehidupan.
“COVID-19 memang belum ada antivirusnya, tapi kita bisa mencegah tertular COVID-19. Ya artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut the new normal, tatanan kehidupan baru,” kata Bey saat dimintai konfirmasi, Jumat (8/5/2020) dilansir dari Detikcom.
“Bahwa COVID-19 itu ada, dan kita terus berusaha agar COVID-19 segera hilang. Tapi kita tidak boleh menjadi tidak produktif karena adanya COVID-19, menjadikan adanya penyesuaian dalam kehidupan,” pungkasnya.