MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Wabah Covid-19 terbukti memberikan dampak negatif bagi pelaku usaha, tidak terkecuali perhotelan. Hampir dipastikan seluruh hotel mengalami penurunan pendapatan akibat penyebaran wabah Covid-19.
Akan tetapi hal itu reda secara perlahan, khususnya setelah tatanan New Normal mulai diberlakukan di beberapa wilayah. Khusus untuk kota Makassar, meski New Normal belum diterapkan, tetapi tatanan hidup masyarakat sudah mulai menyesuaikan diri.
Pemerintah kota Makassar juga tengah menggalakkan berbagai upaya untuk menekan angka penularan virus asal kota Wuhan, Cina, tersebut. Meski begitu, pemulihan ekonomi juga tetap menjadi perhatian pemerintah.
Dengan begitu, sejumlah unit usaha dan aktivitas perekonomian mulai dijalankan kembali, dengan ketentuan protokol kesehatan harus tetap diterapkan secara ketat.
Kondisi ini tentu menjadi angin segar bagi dunia usaha, tidak terkecuali perhotelan. Secara perlahan okupansi hotel mulai meningkat, meskipun belum signifikan.
Hal ini juga dirasakan oleh Swiss-Belinn Panakkukang. Hotel bintang tiga berstandar internasional yang terletak di Jalan Boulevard Raya nomor 55, Panakkukang, kota Makassar tersebut mulai bangkit dari keterpurukan.
Menurut keterangan Marketing Communication (Marcom) Swiss-Belinn Panakkukang, Mimi Suratmy, saat ini okupansi di Swiss-Belinn Panakkukang sudah menyentuh angka 25 persen dari kondisi normal (sebelum Covid-19).
“Di Swiss-Belinn Panakkukang, sejak kita buka (15/6/2020) sampai sekarang memang ada perubahan. Meskipun tidak signifikan, tetapi secara perlahan okupansi kamar naik,” ujar Mimi saat ditemui Sulselekspres.com, Selasa (14/7/2020).
“Dulu di awal buka okupansi kamar cuma 10%. Tapi sekarang kita biasa dapat 22-25%. Maksimal 30%. Jadi range-nya di angka itu,” lanjut Mimi.
Peningkatan jumlah konsumen ini tidak serta-merta membuat Swiss-Belinn Panakkukang lengah. Mereka justru memaksimalkan protokol kesehatan demi kenyamanan dan keamanan pelanggan mereka.
“Semenjak buka juga kita semakin memperketat protokol kesehatan. Soalnya kalau lengah sedikit saja bahaya.”
Untuk target pengunjung sendiri, Swiss-Belinn Panakkukang awalnya menargetkan costumer dari luar kota Makassar. Namun seiring dengan perkembangan, warga Makassar sudah kembali mendominasi daftar pengunjung.
“Awal buka sih kita masih harapkan dari luar Makassar. Tapi kalau kita trace dari data, itu kebanyakan warga lokal Makassar. Jadi seperti grup perusahaan dari luar itu masih kurang. Paling cuma tiga kamar,” terang Mimi.
Lebih jauh ibu satu anak tersebut mengatakan ada perbedaan yang terjadi dari sisi pemesanan. Jika sebelum Covid-19 costumer langsung check inn ke hotel, saat ini lebih banyak yang menggunakan online travel agent.
Selain pemesanan, perbedaan mencolok juga terjadi pada pembatasan pengunjung, khususnya bagi pelanggan yang hendak menyelenggarakan kegiatan dan menggunakan ball room hotel.
“Yang lumayan banyak itu dari online travel agent (OTA). Jadi beda, dulu itu orang langsung datang ke hotel check inn. Sekarang lebih sering menelepon pihak hotel dulu, tanya-tanya, baru check inn.”
“Kita juga batasi pengunjung. Soalnya kapasitas seperti ball room harus dikurangi. Kalau sebelumnya bisa tampung 1000 orang, sekarang paling 200 orang saja. Soalnya jaraknya kita atur sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah,” jelasnya.
Selain fasilitas yang steril dan pelayanan maksimal, mereka juga menawarkan promo. Harga kamar yang sebelumnya Rp.540.000, sekarang cuma Rp.385.000 saja.
Untuk tipe kamar yang paling laris di Swiss-Belinn Panakkukang adalah tipe menengah yaitu Superior Delux room. Sebab harganya hanya berbeda Rp.50.000 dari kelas Superior room (kelas paling bawah).
Diprediksi, bulan Oktober mendatang okupansi hotel sudah mulai stabil kembali. Akan tetapi, stabilitas paling efektif diprediksi bakal berlangsung awal tahun depan.