PANGKEP, SULSELEKSPRES.COM – Relawan pasangan calon Andi Nirawati-Lutfi Hanafi (Anir-Lutfi) dari Kecamatan Bungoro, nonton bareng (nobar) film pendek berjudul Bunda, garapan sutradara Rere Art2tonic, Senin (26/10/2020).
Pemutaran film itu merupakan rangkaian dari Pelatihan Bimbingan Teknis bagi para relawan yang digelar di Kantor DPC Gerindra Pangkep. Film Bunda merupakan gambaran karakter seorang ibu yang merupakan sosok penyayang bagi anak-anaknya.
“Kami ingin menyentuh masyarakat dan relawan kami sendiri, bahwa kepemimpinan perempuan itu, sama halnya dengan seorang ibu yang merawat dan menyayangi anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Pemimpin itu adalah pelayan, dan itu ditampakkan sosok ibu dalam kehidupannya. Pengabdian terhadap suami, anak-anak dan keluarga merupakan sesuatu yang sulit terbayar,” jelas Ketua Tim Pemenangan Anir-Lutfi, H Syahruddin.
Andi Nirawati, kata dia salah satu dari sosok ibu itu. Sama seperti ibu pada umumnya, Anir juga lahir dari sosok perempuan yang ikut merasakan kasih sayang seorang ibu.
“Anir juga seorang ibu, dia memiliki anak. Tidak ada bedanya. Kelebihannya hanyalah dia seorang yang aktif di dunia politik, aktivis, orang yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakatnya. Pengabdian pada masyarakat membuatnya harus berkorban banyak untuk keluarga, tapi itu bukan masalah baginya. Karena itu panggilan jiwa dan kecintaannya terhadap Pangkep membawanya menjadi satu-satunya cabup perempuan di Pangkep,” kata politisi Gerindra ini.
Hingga akhir film, satu persatu relawan larut dalam cerita. Bahkan ada yang meneteskan air mata teringat perjuangan sang ibu.
Andi Nirawati menganggap, film pendek Bunda mempunyai nilai moral yang kuat dalam hubungan anak dan ibu maupun keluarga. Dia berharap anak-anak muda atau milenial bisa menonton film tersebut dan mengambil pelajaran di dalamnya.
“Kalau dilihat jalan ceritanya, bagus sekali buat anak milenial. Bisa dilihat, padahal cuma hal kecil yang dilakukan pemuda itu tetapi dampaknya luar biasa. Bagaimana kasih sayang ibu terhadap anaknya. Jadi itu pesan moral yang dipetik dari film pendek ini,” kata Anir, sapaannya.
Ada adegan dalam film, yang memperlihatkan seorang anak membentak ibunya. Ini menjadi pelajaran bagi seorang anak, untuk memuliakan ibu yang telah mendidik dan membesarkannya mulai saat dia kecil.
“Seharusnya dia bisa berkata pelan dan baik kepada ibunya. Apalagi sang ibu sudah menderita sakit fisik. Jika ditambah dengan penderitaan batin karena kelakuan anaknya, kan perasaannya sakit juga,” ujar perempuan asli Labakkang Pangkep ini.
Selain itu dia menilai, dalam film yang sudah 57.000 kali ditonton itu, ada pesan juga yang ingin disampaikan ketika makanan sudah dihidangkan. “Ada itu mitosnya kalau sudah disiapkan makan harus ki makan. Itu mi pesan moralnya,” ujar mantan aktivis HMI Makassar ini.
Anir berharap kepemimpinan perempuan bisa menjadi seperti sosok Bunda dalam film pendek, yang penuh dengan kasih sayang dan kepedulian terhadap masyarakatnya.