JAKARTA, SULSELEKSPRES.COM – Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M. Anis Matta menyambut baik rencana deklarasi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) 2019.
“Semakin banyak yang maju sebagai Capres, akan semakin baik bagi demokrasi kita,” ujar Anis Matta salah satu bacapres dari PKS, melalui rilis yang diterima Sulselekspres.com, Sabtu (10/3/2018).
Menurut, Anis banyaknya individu, maupun parpol yang mengajukan pencapresan menunjukkan adanya desakralisasi kekuasaan. Kekuasaan sudah dimaknai sebagai cara pengabdian masyarakat.
“Orang kini melihat kekuasaan bukanlah sesuatu yang sakral. Siapa saja yang merasa punya gagasan untuk memperbaiki Indonesia, silakan menawarkan gagasannya kepada publik,” kata politisi kelahiran Bone itu.
Desakaralisasi kekuasaan ini penting agar tensi politik di masyarakat mereda dan kompetisi politik dalam pemilu bisa dilewati dengan gembira. “Berpolitik itu harus dengan suasana hati yang gembira, sehingga kita tidak mudah terbawa perasaan,” tambahnya.
Anis menambahkan, berpolitik dengan gembira juga mencerminkan kematangan dan kedewasaan berdemokrasi. Orang yang sudah matang dalam politik tidak akan mengambil jalan pintas kekerasan.
Ditanya kesiapannya sendiri sebagai satu dari sembilan calon presiden PKS, Anis menganggap pencalonan itu adalah satu kehormatan dan ia mengapresiasinya. Menurut pria kelahiran Bone ini, yang dikerjakannya sekarang adalah merespons aspirasi dari pendukungnya. Sejauh ini sejumlah relawan di berbagai daerah di seluruh Indonesia telah mendeklarasikan diri mendukung Anis Matta sebagai capres 2019.
“Sahabat-sahabat saya, anak-anak muda, datang ke saya dan menyatakan kesediaan untuk bergerak. Saya bersyukur dan mengapreasiasi dengan cara berpartisipasi dalam program-program mereka,” tutur mantan Presiden PKS ini.
Anis mengaku belakangan ini lebih sering mengisi seminar atau forum-forum internasional, khususnya di negara-negara muslim. Menurut Anis, para politisi, aktivis dan akademisi di banyak negara tertarik dengan peran Islam dalam transisi demokrasi di Indonesia.
Penulis: Andika Paembonan